Variasi Lokal Pelaksanaan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Bulan Hijriyah (Tinjauan Parameter Meteorologi)

Authors

  • Abdulloh Hasan UIN Saizu Purwokerto
  • Ilham Paninggit UIN Saizu Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jpa.v25i1.2024.pp105-124

Keywords:

Variasi Lokal, Rukyatul Hilal, Awal Bulan Hijriyah, Parameter Meteorologi, Hambatan Rukyatul Hilal

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala pelaksanaan rukyatul hilal melalui parameter Meteorologi yang dilakukan di Menara Pengamatan Teratai Purwokerto. Parameter meteorologi mengacu pada kondisi suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, awan, dan curah hujan. Parameter yang disampaikan oleh Sultan, Klastner, dan Mikhael menyebutkan hubungan visibilitas hilal dengan parameter Meteorologi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penggalian data dilakukan dengan cara observasi di lapangan untuk memastikan hambatan rukyatul hilal dalam parameter Meteorologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi parameter Meteorologi secara langsung maupun tidak langsung dapat menghambat pelaksanaan rukyatul hilal dengan tolok ukur visibilitas (jarak pandang). Parameter yang berkontribusi langsung adalah awan dan curah hujan. Selain kondisi awan di horizon pengamat, jenis awan turunan berupa kabut turut berkontribusi mengurangi jarak pandang. Parameter tidak langsungnya adalah suhu udara, tekanan udara, dan kelembaban udara. Hal ini mengkonfirmasi parameter Sultan dalam hal: (1) hamburan cahaya di atmosfer; (2) kecerahan latar langit senja; (3) kondisi atmosfer; dan (4) pengaruh aerosol. Yang dimaksud dengan kondisi atmosfer adalah terjadinya berbagai fenomena meteorologi seperti suhu, tekanan udara, kelembaban udara, perubahan awan, curah hujan, dan partikel aerosol. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk lebih memperhatikan faktor Meteorologi dalam perencanaan pelaksanaan rukyatul hilal pada masa yang akan datang. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan rukyatul hilal dapat terlaksana dengan lebih efektif dan akurat.

References

Budiwati, A., Indonesia, U. I., Hasan, S. A., Solekhan, A., & Indonesia, U. I. (2022). Optimalisasi Pos Observasi Bulan di Indonesia dan Malaysia sebagai Layanan Masyarakat Optimalization of Moon Observation Post in Indonesia and Malaysia as Community Service Anisah Budiwati. Jurnal Bimas Islam, 15(1), 131–154. jurnalbimasislam.kemenag.go.id/index.php/jbi

Hamdi, S. (2013). Dampak Aerosol Terhadap Lingkungan Atmosfer. Berita Dirgantara, 14(1), 9–16.

Kastner, S. O. (1976). Calculation Of The Twilight Visibility Function of Near-Sun Object. The Journal Of The Royal Astronomical Society of Canada, 70(4), 541.

Machzumy. (2019). Pengaruh Curah hujan terhadap keberhasilan rukyat hilal pada Observatorium Lhoknga Aceh. Samarah, 3(1), 223–239. https://doi.org/10.22373/sjhk.v3i1.5061

Mikhail, J. ., Asaad, A. ., Nawar, S., & Hassani, N. (1995). Improveing The Crescent Visibility Limits Due To Factors Causing Decrese in The Sky Twilight Brightness. Earth, Moon Dan Planets, 70(70), 109–121. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Nurkhanif, M., & Alamsyah. (2019). Implementasi Parameter Kelayakan Tempat Rukyat Al Hilal Di Pantai Alam Indah Tegal. Al-Afaq, 1(2), 117–138.

Rahmadani, Y.-, & Hilal, F. H. (2020). Rukyatul Hilal: Kelayakan Tempat Observasi Pantai Barombong Kota Makassar. Jurnal Hisabuna : Ilmu Falak, 2(1), 18–29

Steele, J. M., Holton, J. R., Hakim, G. J., Harper, K. C., Septiadi, D., Endarwin, Kristianto, A., Winarso, P. A., Syafril, A., Zakir, A., Suyatim, Hariadi, Sutanto, A. T., Nuryadi, Stonehouse, B., Gutas, D., Lettinck, P., Inglis, M., Rohli, R. V, … Warner, T. T. (2018). Climatology. In T. T. Marner (Ed.), The Classical World (1st ed., Vol. 3, Issue 1). Cambridge University Press. https://doi.org/10.1007/978-0-387-46322-3

Sultan, A. . (2007). First visibility of The Lunar Crescent: Beyond Danjon’s Limit. The Observatory, 1(127), 54–59. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Ulum, M. (2019). Fatwa Ulama NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah Jawa Timur tentang Hisab Rukyat. Jurnal Keislaman, 1(2), 224–272.

Ahrens, C. D. (2012). Essentials Of Meteorology An Invitation to The Atmosphere. In C. D. Ahrens (Ed.), Cencage (6th ed.). Cenrage Brain. https://www.cengage.com

Jenderal Bimbingan, D. (2010). ALMANAK HISAB RUKYAT.

Tjasyono H. K., B. (2012). Meteorologi Indonesia Volume I: Vol. I (Suratno, W. Fitria, & D. L. Sari (eds.)). BMKG

Warner, T. T. (2004). Desert Meteorologi. In T. T. Marner (Ed.), Cambridge University Press (1st ed.). Cambridge University Press

Putri, A. N. I., Muztaba, R., Ramadhan, D. G., Putro, W. S., Birastri, Wirid; Pratiwi, N., & Malasan, H. L. (2017). Pengukuran Parameter Ekstingsi Atmosfer fi Kawasan Pembangunan Observatorium Atronomi ITERA Lampung (OAIL), Tahura War, Gunung Betung, Lampung. Seminar Nasional Sains Antariksa, 53–58.

Munir, B. (2019). Faktor Atmosfer Dalam Visibilitas Hilal Menurut Badan Meteorologi Klimatologi. Core.Ac.Uk. https://core.ac.uk/download/pdf/387165975.pdf

Downloads

Published

2024-08-23

How to Cite

Hasan, A., & Paninggit, I. (2024). Variasi Lokal Pelaksanaan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Bulan Hijriyah (Tinjauan Parameter Meteorologi). Jurnal Penelitian Agama, 25(1), 105–124. https://doi.org/10.24090/jpa.v25i1.2024.pp105-124

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.