Tradisi Kematian Wong Islam Jawa

Authors

  • Suwito Suwito STAIN Purwokerto
  • Agus Sriyanto STAIN Purwokerto
  • Arif Hidayat STAIN Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jpa.v15i2.2014.pp211-234

Keywords:

tradisi, wong islam jawa, variasi, tuhan, keyakinan

Abstract

Abstract: This study was aimed at revealing how Javanese Moslem’s traditionsof mortality is understood by the performers, both of great and little tradition, andwhat their meanings are. These two points evolve from time to time. Some variationsfound in the tradition of Javanese Moslem’s mortality are caused by the distance ofthe performers from the center of governance and the different time of performance.In regards to these variations, there are some interesting views. First, in understandingtheir belief and performing their tradition of mortality, Javanese Moslems has aprinciple that the tradition is an expression of honor to human being and it has asymbolic meaning. Second, Javanese Moslem mean mortality as a return way toGod that requires sincerity and a belirf that God is the only to worship. JavaneseMoslems perceive that God is forgiveful that human beings should pray and apologizefor their mistakes.Key words: tradition, Javanese Islam, variation, God, and Faith. Abstrak: Tulisan ini berusaha untuk mengungkap tentang tradisi kematian WongIslam Jawa dipahami oleh pelakunya dalam framework great and little tradition, danmakna di dalam tradisi kematian Wong Islam Jawa. Dua hal tersebut, bila diungkap dandipahami dalam tataran praktik, adakalanya memiliki pergeseran. Variasi yang munculdalam tradisi kematian Wong Islam Jawa karena jarak yang jauh dari pusat, juga karenaperubahan dari waktu ke waktu (evolusi). Dalam hal ini, ada beberapa pandangan menarik:Pertama, Wong Islam Jawa dalam memahami keyakinan dan menjalankan praktiktradisi kematian memiliki dasar yang leluhur sebagai tata cara penghormatan kepadamanusia yang hidup, serta memiliki dimensi simbolik dengan alam lain. Kedua, WongIslam Jawa dalam memaknai kematian sebagai jalan kembali kepada Tuhan sehinggaharus dalam keadaan suci dan tetap memiliki keyakinan bahwa Allah SWT adalah satusatunyayang pantas disembah. Pandangannya berdasar pada Tuhan YangMahapengampun sehingga manusia hendaknya senantiasa berdoa untuk minta maafatas kesalahan yang pernah diperbuat.Kata Kunci: tradisi, Wong Islam Jawa, variasi, Tuhan, dan keyakinan.

References

Ahyani, Shidqi. 2012. “Islam Jawa: Varian Keagamaan Masyarakat Muslim
dalam Tinjauan Antropologi.” Jurnal Salam 15.1 (2012).
Eliade, Miracle. 2002. Mitos Gerakan Kembali Yang Abadi: Kosmos dan
Sejarah (The Myth of the Eternal or Cosmos and History) diterj. oleh
Cuk Ananta. Yogyakarta: Ikon Teralitera.
Hamka. 1993. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Kaplan, David. 2002. Teori Budaya (The Theory of Culture) diterj. oleh
Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lévi-Strauss, Claude, 2005. Antropologi Struktural (Anthropologie Structurale)
diterj. oleh Ninik Rochani Sjams. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Möller, André. 2005. Ramadan in Java: The Joy and Jihad of Ritual Fasting.
Vol. 20. Almqvist & Wiksell International.
Solikhin, Muhammad. 2010. Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa.
Penerbit Narasi.
Subiantoro, Slamet. 2010. Antropologi Seni Rupa: Teori, Metode & Contoh
Telaah Analitis, (Surakarta: UNS Press.
Tjandrasasmita, Uka. 2000. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota
Muslim di Indonesia: dari Abad XIII sampai XVIII Masehi. Kudus: Menara
Kudus.
Thoha, Zainal Arifin. 2002. Eksotisme Seni Budaya Islam: Khazanah
Peradaban dari Serambi Pesantren. Buku Laela: Yogyakarta.
Van Gennep. 1977. The Rites of Passage. London: Pinguins.
Wawancara dengan Somad (Ketua RT Desa Banjarsari, Rt 04/7, Kecamatan
Bobotsari) pada 10 Juni 2014.
Woodward, Mark R. 1999. Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan
(Normatif Piety and Mysticism) ditej. oleh Hairus Salim HS. Yogyakarta:
LKiS.

Downloads

Published

2014-12-26

How to Cite

Suwito, S., Sriyanto, A., & Hidayat, A. (2014). Tradisi Kematian Wong Islam Jawa. Jurnal Penelitian Agama, 15(2), 211–234. https://doi.org/10.24090/jpa.v15i2.2014.pp211-234

Issue

Section

Articles