Nilai Religi: Sebuah Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Ponorogo

Authors

  • Kasnadi Kasnadi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.736

Keywords:

Local Wisdom, Religious Value, Islamic view, animism-dynamism, kearifan lokal, nilai religi, pandangan Islam, animisme-dinamisme

Abstract

This research was aimed at describing religious values in Ponorogo folklore. This research used descriptive qualitative design. The technique of data collection is involved talk listening technique. Source of the data is Ponorogo folklore. The findings of the research cover: (1) religious values in agreement to Islamic concepts and values and (2) religious values in agreement to the concepts and views of animism and dynamism. Religious values in agreement to Islamic values include values of surrender, piousness, and gratitude to Allah, whereas values in agreement to animism and dynamism include the belief in the power of thing, place, good and bad day, and spiritual beings. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai religi dalam cerita rakyat Ponorogo. Desain yang digunakan di dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak-catat. Sumber data berupa cerita rakyat Ponorogo. Hasil penelitian mencakup: (1) nilai religi yang sesuai dengan konsep dan pandangan Islam dan (2) nilai religi yang sesuai dengan konsep dan pandangan animisme dan dinamisme. Nilai religi yang sesuai dengan konsep Islam berupa kepasrahan, kesalehan, dan rasa syukur kepada Allah SWT. Sedangkan, nilai religi yang sesuai dengan konsep animisme dan dinamisme berupa percaya terhadap benda, percaya terhadap tempat, percaya terhadap hari baik dan hari buruk, percaya terhadap roh-roh halus.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adji, Fransisca Tjandrasih. 2001. “Kearifan Lokal dan Kapitalisme Modern dalam Tegangan” dalam Yoseph Yapi Taum, ed. 2011. Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia: dalam Jebakan Kapitalsme. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “Kearifan Lokal dalam Sastra Metode untuk Menemukannya” dalamAprianus salam, ed. Tanpa Tahun. Jejak Sastra & Budaya. Yogyakarta: Elmatera.

Anshari, 2011. Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Sinrilik Sastra Lisan Makasar. Makasar: P3i Press.
Ayatrohaedi.1986. Kepribadian Budaya Bangsa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: P.T. Pustaka Utaama Grafiti.

Daoreso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.

Haba, John. 2007. Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. Jakarta: ICIP dan Eropean Commision.

Hutomo, Suripan Sadi. 1998. Kentrung: Warisan Tradisi Lisan Jawa. Surabaya: Lautan Rezeki.

Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila: Pendidikan untuk Mewujudkan Nilai-Nilai Pancasila, Rasa Kebangsaan dan Cinta Tanah Air. Yogyakarta: Paradigma.

Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafaat. (Terjemahan Soejono Soemargono). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Koentjoroningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Sartini. 2004 “Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafati”. Jurnal Filsafat UGM, Jilid 37, Nomor 2.

Sudikan, Setya Yuwana. 2013. Kearifan Budaya Lokal. Ssidoarjo-JawaTimur: Damar Ilmu.

Downloads

Published

2017-05-02

How to Cite

Kasnadi, K. (2017). Nilai Religi: Sebuah Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Ponorogo. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 15(1), 149–164. https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.736