Religi Grebeg Sura di Banyumas

Authors

  • Subur Subur IAIN Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.838

Keywords:

Meaning, Religious, Local Wisdom, Grebeg Sura, Makna, Religius, Jawa, Kearifan Lokal

Abstract

This research reveals the religious values expressed by symbols of Grebeg Sura tradition in Tambaknegara, Rawalo District, Banyumas Regency. Islamic studies on Javanese context are endless because their dynamics and uniqueness are always interesting to be studied. As a religion, Islam gives concepts and symbols of idealism, while Javanese culture, having existed for hundreds of years, has born various and specific traditions and culture. Methods used in this research are observations and interviews to competent informants. This research reveals that Islam in the Javanese context cannot be separated from local culture and traditions that have been planted tightly. Islam can be accepted by Javanese society for its flexibility. The tradition of grebeg sura in Tambaknegara, Rawalo District, Banyumas Regency is full of Javanese symbols. However, it also contains values that are relevant to Islam. In perceiving polytheistic Javanese traditions, Muslims show three different attitudes: 1) extremely reject the traditions due to their principal that believing in magical power originated from animism and dynamism is categorized into syirik and will destroy their aqidah, therefore, it is not tolerable; 2) totally accept the tradition without any selection, which is usually followed by common people who do not really understand Islam, but they get benefits of it; 3) gradually and persuasively erase the traditions through preaching Islam using local symbols. Penelitian ini bertujuan mengungkap pesan-pesan religius yang disampaikan melalui simbol-simbol tradisi Grebeg Sura di Tambaknegara Rawalo Kab. Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dengan narasumber yang kompeten. Hasil penelitian menunjukkan Islam dalam konteks Jawa tidak bisa dilepaskan dari berbagai budaya dan tradisi setempat yang mengakar begitu kuat. Islam dapat diterima oleh masyarakat karena keluwesannya. Kegiatan Grebeg Sura di  Desa Tambaknegara memang sarat akan simbol-simbol yang begitu kental dengan warna Kejawen, tetapi banyak juga nilai yang relevan dengan substansi nilai Islam. Dalam memandang tradisi Jawa yang politheistik, terdapat tiga sikap muslim; Pertama, sikap yang menolak secara ekstrem, karena berpendapat bahwa mempercayai berbagai kekuatan gaib yang bersumber pada animisme dan dinamisme merupakan perbuatan musyrik dan merusak akidah, sehingga tidak bisa ditoleransi sama sekali. Kedua, sikap yang menerima tanpa reserve, ini dari kalangan awam yang tidak begitu paham Islam, tetapi mereka mendapatkan kemanfaatan dari tradisi tersebut, ini yang banyak diikuti masyarakat. Ketiga, sikap yang menghilangkan tradisi Jawa tetapi dengan cara persuasif dan bertahap. Islam disyiarkan melalui idiom lokal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, Sayamsudin. 1997. Agama dan Masyarakat Pendekatan Sosiologi Agama. Logos Jakarta.


Anwar, Rosehan dan Andi Bahrudin Malik, (ed). 2003. Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khasanah Keagamaan. Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan DEPAG RI.

Baker, JWM. t.t. Agama asli Indonesia. Yogyakarta: t.p.

Baso, Ahmad. 2006. NU Studies; Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalisme Islam dan Fundamentalisme Noe-Liberal, CD-ROM. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Damamai, Muhammad. 2002. Makna Agama dalam Masyarakat Jawa. Yogayakrta: LESFI.

David E. Cooper dan Joy A. Palmer. 1998. Spirit of The Environment; Religion, Value, and Environmental Concern. London,: Routledengan.

Departemen Agama RI. 2001. al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI
. 2003. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama RI.

Fitria, Vitra. 2012. “Interpretasi Budaya Clifford Geertz; Agama Sebagai Sistem Budaya” dalam Jurnal Ilmiah. Bali.

FW Dillistone. 2002. The Power of Symbol. Yogyakarta: Kanisius.

Geertz, Clifford. 1989. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa (terj). Jakarta: Pustaka Jaya.

Hijazy, Ahmad Bin Syekh. t.t. Almajalisussaniyyah. t.k.p: t.p.

Ibnu H, Bahar. 2006. “Belajar Kerukunan dari Para Sesepuh Desa” dalam Harian Suara Merdeka, 29 November 2016.

Karkono, Kamajaya H. 1995. Kebudayaan Jawa Pepaduannya dengan Islam. IKAPI: Yogyakarta.

Khalil, Ahmad. 2008. Islam Jawa: Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa. Malang: Sukses Offset.

Laffan, Michael. 2015. Sejarah Islam Nusantara. Yogyakarta: Batang Pustaka.

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Cetakan V. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ongkhoham. t.t. Rakyat dan Negara. Jakarta: Yayasan Obor.

Pamungkas, Ragil. 2006. Lelaku dan Tarekat Cara Orang Jawa Menggapai kesempurnaan Hidup. Yogyakarta: Agromedia Pustaka.

Purwadi. 2003. Sejarah Sunan Kalijaga: Sintesis Ajaran Walisanga VS She Siti Jenar. Yogyakarta: Persada.

Rahardjo, Dawam.ed. 1985. Pergulatan Dunia Pesantren, Membangun dari Bawah. Jakarta: P3M.

Sholikin, Muhammad. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi Anggota IKAPI.

Simuh. 1996. Sufisme Jawa. Yogyakarta: Bintang Budaya.
. 2003. Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Jakarta: Teraju.

Sudiro, Yusan Rose. 1986. “Makna Religius Upacara Adat di Kalangan Orang Jawa” dalam Bernas, Sabtu 25 Januari 1986.

Suwardi, Endraswara. 2006. Mistik Kejawen Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Suyanto. 1990. Pandangan Hidup Jawa. Semarang: Dahana Prize.

Downloads

Published

2017-05-02

How to Cite

Subur, S. (2017). Religi Grebeg Sura di Banyumas. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 15(1), 59–75. https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.838