MAKNA TUAK DALAM ADAT PERNIKAHAN MASYARAKAT DAYAK PESAGUAN DAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL
DOI:
https://doi.org/10.24090/jnr.v2i1.7938Keywords:
Dayak Pesaguan, pernikahan adat, tuak, kearifan lokalAbstract
Tuak adalah salah satu minuman tradisional yang mengandung alkohol terbuat dari beras ketan yang difermentasi. Tuak ini sendiri kerap kali muncul dalam setiap upacara adat Dayak Pesaguan seperti upacara pernikahan, dengan kata lain tuak merupakan sajian wajib. Dalam upacara pernikahan adat terdapat upacara minum tuak yang memiliki makna dan nilai tertentu. Tuak dianggap sakral bagi suku Dayak Pesaguan karena memiliki makna serta nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna serta nilai-nilai kearifan lokal pada tuak menurut pandangan suku Dayak Pesaguan. Metode penelitian menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuak memiliki makna adat bagi masyarakat Dayak Pesaguan yaitu Tuak merupakan simbolik adat, makna serta fungsi tersendiri. Simbolik adat, untuk meminta ijin kepada leluhur, tuak akan ditumpahkan ke tanah sambil diiringi dengan doa. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi minum tuak dalam upacara adat pernikahan adalah nilai kesatuan yakni rasa persaudaraan dan rasa saling membantu, peduli akan keadaan satu sama lain saat sedang mengalami kesulitan dalam rumah tangga, untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai luhur budaya nasional, dan sarana untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya, sehingga memunculkan rasa kerukunan dan kebersamaan dalam bermasyarakat.References
DAFTAR PUSTAKA
Bantang, Anastasius. 2019. Domong Pundohan Suku Dayak Pesaguan Kabupaten Ketapang. Ketapang: Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Ketapang.
Dayanti, Maria Fitri. 2013. Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong (Studi Kasus Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Fatmawati, Rohmana. 2018. Tradisi Minum Tuak Di Desa Tegalrejo Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Surabaya: Universitas Negri Sunan Ampel.
Firmando, H. B. (2020). Kearifan lokal minuman tradisional tuak dalam merajut harmoni sosial di Tapanuli bahagian Utara. Aceh Anthropological Journal, 4(2), 197-212.
Florensius, F., Saman, S., & Patriantoro, P. Pamabaris Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Dayak Simpang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(5).
Nanong, Astuti Vinsensia.2009. Makna Ritual Kanjan Serayong Bagi Suku Dayak Pesaguan Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Tinjauan Folklor. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Panggabean, Sukma Mardiyah. 2015. Analisis Konsusmsi Pada Peminum Tuak Di Desa Lumban Siagian Jae Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara Sumatra Utara. Jakarta: Universitas Syarif Hidayatullah.
Sukanda, Al Yan dan Raji’in F. 2007. Kanjan Serayong Ritual Kematian dalam Tradisi Dayak Pesaguan. Ketapang: Yayasan Warisan dan Kant Firmando, H. B. (2020).
Sukiman, I., & Willem, I. (2019). Analisis Faktor-Faktor Konsumsi Minuman Keras (Tuak Pahit) Pada Remaja di Desa Buntu Tabang Kecamatan Gandasil Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 2(3), 343-353.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).