Kontribusi Dakwah Bil Qalam Syaikh Nawawi Al-Bantani terhadap Nasionalisme Pesantren

Authors

  • Adeni Adeni UIN Walisongo Semarang
  • Silviatul Hasanah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

DOI:

https://doi.org/10.24090/komunika.v14i1.3597

Keywords:

Bil Qalam, Nawawi al-Bantani, Nationalism, Indonesian-ness, Dakwah bi al-Qalam, Nasionalisme, Keindonesiaan

Abstract

The study aims to examine the contribution of Shaykh Nawawi al-Bantani to the formation of pesantren nationalism through the preaching of bil qalam. The method used is a qualitative method by exploring the works of Shaykh Nawawi al-Bantani, especially those relating to jihad in the national context reflecting the attitude of nationalism, and by seeing their contribution to the world of pesantren. The results of the study showed that Shaykh Nawawi alBantani preached with bil qalam approach, namely in the form of intellectual jihad. He was not directly involved in physical resistance against the invader. But it instilled the enthusiasm and awareness of the love of the motherland in each of his students. Nawawi's work was then taught in the world of pesantren, especially NU pesantran. Scholars like KH. Hasyim Asy'ari, who was influenced by Nawawi's struggle, built the NU organization that not only appeared as the most significant Islamic mass organization but also contributed to the initial formation of the Indonesian national identity. It can be seen from the involvement of KH. Wahid Hasyim in the 1945 BPUPKI-PPKI session. It shows that NU has the same Islamic orientation as what Syaikh Nawawi thought. Nawawi's moderate and contextual attitude always colors NU's actions in carrying out religious propaganda and national propaganda in Indonesia. This also proves that santri is not just a religious entity that lives in Indonesian society, but at a crucial point, santri is the identity of the Indonesian people themselves.   Penelitian bertujuan mengkaji kontribusi Syaikh Nawawi al-Bantani bagi pembentukan nasionalisme pesantren melalui dakwah bil qalam. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara mengeksplorasi karya Syaikh Nawawi al-Bantani terutama yang berkaitan dengan jihad dalam konteks kebangsaan yang mencerminkan sikap nasionalisme, kemudian dilihat kontribusinya bagi dunia pesantren. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani berdakwah dengan pendekatan bil qalam, yaitu berupa jihad intelektual. Ia tidak terlibat langsung dalam aksi perlawanan fisik melawan penjajah, tapi ia menanamkan semangat dan kesadaran akan cinta tanah air ke dalam diri setiap murid-muridnya. Karya Nawawi kemudian diajarkan di dunia pesantren terutama pesantran NU. Ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari yang terpengaruh oleh perjuangan Nawawi ini membangun organisasi NU yang tidak hanya tampil sebagai ormas keislaman terbesar, tetapi juga berkontribusi bagi pembentukan awal jati diri bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari keterlibatan KH. Wahid Hasyim dalam sidang BPUPKI-PPKI 1945. Ini menunjukkan bahwa NU memiliki orientasi keislaman yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh Syaikh Nawawi. Sikap moderat dan kontekstual Nawawi senantiasa pula mewarnai sepak terjang NU dalam melakukan dakwah keagamaan dan dakwah kebangsaan di Indonesia. Ini juga membuktikan bahwa santri bukan sekadar sebuah entitas keagamaan yang hidup dalam masyarakat Indonesia, tapi pada titik yang sangat menentukan, santri merupakan jati diri bangsa Indonesia itu sendiri.

Downloads

Download data is not yet available.

References

ACDP. (2017). Pesantren Contributes to Nurturing Natonalism.
Alf, I. (2020). Strategi Pesantren dalam Pemberdayaan Masyarakat pada Era Generasi 4.0. MATAN: Journal of Islam and Muslim Society, 2.
Azra, Afriyant, & Hefner, A. D. R. W. (2020). Pesantren and Madrasa: Muslims School and Natonal Ideals in Indonesia.
Azra, A. (2015). Islam dan Konsep Negara: Pergulatan Politk Indonesia Pasca-Soeharto. In M.
A. D. dan A. F. F. Wawan Gunawan Abd. Wahid (Ed.), Fikih Kebinekaan: Pandangan Islam
Indonesia tentang Umat, Kewarganegaraan, dan Kepemipinan Non Muslim. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Bruinessen, V. M. (1991). Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.
Dahlan, C. (1978). Sejarah Pujangga Islam Syekh Nawawi al-Bantani (1st ed.). Jakarta: CV Sarana Utama.
Dhofer, Z. (2011). Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Esposito, J. L. (2001). Makers of Contemporary Islam. New York: Oxford University Press.
Gobee, E. (1995). Snouck Hurgonje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1936. Jakarta: INIS XI.
Gufron, I. A. (2019). Santri dan Nasionalisme. Islamic Insights Journal, 1(1).
Hallaq, W. B. (1997). A History of Islamic Legal Theories: An Introducton to Sunni Usul al-Fiqh. Cambridge: Cambridge University Press.
Halwati, U., Alfi, I., & Arifn, J. (2018). Nasionalisme di Tengah Pluralitas dan Kebebasan Pers. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 12(2), 329–354.
Hanan, A. (n.d.). Putng the Natonalism of Devout Indonesian Muslim Students in Doubt.
Hefner, R. (2000). Civil Islam: Muslims and Democratzaton. Princeton UniversityPress.
Ibrahim, A. (1989). Islam di Asia Tenggara Perspektf Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Kafrawi. (1978). Pembaruan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jakarta: Cemara Indah.
Karel, S. (1984). Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19. Jakarta: Bulan Bintang.
Khalil ‘Abd al-Karim. (1990). al-Judhur al-Tarikhiyya li al-Shari’a al-Islamiyya. Kairo: Sinaa li alNashr.
Lord, C. (2016). Between Islam and the naton; naton-building, the ulama and Alevi identty in Turkey. Journal of the Associaton for the Study of Ethnicity and Natonalism.
Lukens-Bull, R. (2005). A Peaceful Jihad: Negotatng Identty and Modernity in Muslim Java. New York: Palgrave Macmillan.
Madjid, N. (1995). Islam Agama dan Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia. Jakarta: Paramadina.
Madjid, N. (1997). Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
Mas’ud, A. (2006). Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren (1st ed.). Jakarta: Prenada Media Group.
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Muhammad, A. (2015). Pesantren, Kemerdekaan dan Keindonesiaan.
Mustafd, M. (2012). Seminar Toleransi Kebangsaan; Membumikan NilaiNilai Kerukunan dalam Konteks Keindonesiaan.
Nawawi, M. (n.d.-a). al-Futuhat al-Madaniyyah dalam Hamisyh Nasaih al-Ibad. al-Haramain.
Nawawi, M. (n.d.-b). Kasyifah al-Saja. Semarang: Matba’ah Usaha Keluarga.
Nawawi, M. (n.d.-c). Tanqih al-Qaul al-Hasis. Semarang: Matba’ah Usaha Keluarga.
Nawawi, M. (n.d.-d). Tawsyaikh ibn Qasim al-Guzzi Qut al-Habib al-Gharib. Surabaya.
Nisa & Mahbib, D. K. (2013). Peran Pesantren dalam Menegakkan Nilai Toleransi.
Rafudin, R. (n.d.). Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh Nawawi Al- Bantani. Serang: Yayasan Syekh Nawawi Al-Bantani.
Reza Fahmi Haji Abdurrachim. (2016). Islamic Fundamentalist and Natonalism (Study At Darul Ma’rifat Islamic Boarding School, Kediri - East Java). Journal of Islamic and Social Studies, 2(1). htps://doi.org/htp://dx.doi.org/10.30983/islam_realitas.v2i1.113
Ronika, Rima, Mukhtasar Syamsuddin, & A. K. (2019). Religiosity Value as Indonesian Natonalism (Study of Nahdlatul Ulama Multpurpose Ansor Brigade). Research, Society and Development, Itabira, 8(7).
Roy, O. (n.d.). Islamism and Natonalism. Le Seuil, 1(104), 45–53. htps://doi.org/10.3917/pouv.104.0045
Sahmawi, Fanani, & Nuh, Z. M. (2018). Sahmawi, Fanani, Z., M. Nuh (2018). The Strategic Role of Islamic Boarding School on Instlling Natonalism Values in Al-Hikmah and Mifahul Huda Malang East Java Indonesia. Internatonal Journal of Scientfc and Research Publicatons, 8(8). htps://doi.org/10.29322/ijsrp.8.8.2018.p8022
Shabana, A. (2010). Custom in Islamic Law and Legal Theory: The Development of the Concepts of 'Urf and 'Aadah in the Islamic Legal Traditon. New York: Palgrave Macmillan.
Shihab, Q. (1995). Membumikan al-Quran. Bandung: Mizan.
Shobirin, M. (2018). Pesantren, Natonalism and Integraton. RISEA (Review Journal of Southeast Asia), 1(1), 110–129.
Suprtano, H. (2019). Multcultural Educaton for Cultvatng Natonalism and Preventng Radicalism of Santri in Pesantren. Research on Humanites and Social Sciences, 9(20). htps://doi.org/10.7176/RHSS/9-20-03
Vandenbosh, A. (1995). Natonalism and Religion in Indonesia. Far Eastern Survey, 21(18), 181–185.
Wahid, D. (2014). Nurturing Salaf Manhaj: A Study of Salaf Pesantrens in Contemporary Indonesia. Utrecht University.
Winet, E. D. (2009). Between Umat and Rakyat: Islam and Natonalism in Indonesian Modern Theatre. Theatre Journal, 61(1), 43–64.
Wolters, O. . (1998). Southeast Asia as A Southeast Asian Field of Study. Indonesia, 58.
Woodward, M. (2011). Java, Indonesia and Islam. New York: Springer.
Zuhdi, M. (2018). Challenging Moderate Muslims: Indonesia's Muslim Schools in the Midst of Religious Conservatsm. Religions, 9(10), 310. htps://doi.org/htps://doi.org/10.3390/rel9100310

Downloads

Published

2020-07-30

How to Cite

Adeni, A., & Hasanah, S. (2020). Kontribusi Dakwah Bil Qalam Syaikh Nawawi Al-Bantani terhadap Nasionalisme Pesantren. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 14(1), 139–154. https://doi.org/10.24090/komunika.v14i1.3597

Issue

Section

Articles