Persepsi Remaja Muslim Yogyakarta Terhadap Peredaran Hoaks di Media Sosial
DOI:
https://doi.org/10.24090/komunika.v14i1.2865Keywords:
Social Media, Perception, Hoax, Muslim YouthAbstract
This research tries to reveal how Muslim teenagers' perceptions and interpretations of hoax news are often circulating in social media. The phenomenon of hoax spreads or false information gets a big moment when social media becomes very common on the internet. People become agents of hoax distribution because they believe in hoax content. Young teenagers are considered the most vulnerable affected by false or hoax news because the characteristics tend to be explorative, always curious, easily influenced, and tend to receive just the contents of the media. It may pose a latent danger and potentially divisive perceptions of society. This research uses Stimulus, Organism, and Response (SOR) theory through qualitative approaches. Data was collected through the FGD method, observation, in-depth interviews, and documentation by using purposive sampling. Meanwhile, to ensure the validity of the data, it is done with the triangulation of data and sources. The results revealed a relationship between understandings of the hoax with the rejection of hoax. It suggests that hoaxes as false news are designed to pose a threat to social life. The study concluded that people, especially Muslim youth, reexamine the truth of the information with "Tabayyun. It also increases digital literacy to be smart and critical in the media. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap bagaimana persepsi dan interpretasi remaja muslim mengenai berita hoaks yang kerap beredar di media sosial Fenomena penyebaran hoaks atau berita bohong mendapat momen besar ketika media sosial menjadi sangat umum berkembang di zaman internet. Masyarakat menjadi agen penyebaran Hoaks karena percaya dengan konten hoaks. Kalangan remaja remaja dinilai paling rentan terpengaruh berita bohong atau hoaks karena karakteristiknya cenderung eksploratif, selalu ingin tahu, mudah terpengaruh dan cenderung menerima begitu saja isi media. Ini dapat menimbulkan bahaya laten dan beragam persepsi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Penelitian ini akan menggunakan teori Stimulus, Organisme dan Respon (SOR) melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui, metode FGD, Observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, untuk menjamin validitas data, dilakukan dengan triangulasi data dan sumber. Hasil penelitian mengungkapkan terdapat hubungan antara pemahaman terhadap hoaks dengan penolakan terhadap hoaks. Hal ini menunjukkan bahwa hoaks sebagai berita bohong yang terdesain menjadi ancaman bagi kehidupan sosial. Penelitian menyimpulkan agar masyarakat khususnya remaja muslim memeriksa kembali kebenaran sebuah berita dengan “Tabayyun. Selain itu juga meningkatkan literasi digital agar dapat pintar dan kritis dalam bermedia.Downloads
Download data is not yet available.
References
Astuti, Y. D. (2015). Dari Simulasi Realitas Sosial Hingga Hiper-Realitas Visual: Tinjauan Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media Di Cyberspace. Komunikasi Profetik, 8, No. 2.
Astuti, Y. D. (2017). Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoaks Melalui Kompetisi Kreatif. Jurnal Informasi UNY, 47, No. 2. Retrieved from http://dx.doi. org/10.21831/informasi.v47i2.16658
Broto, G. S. D. (2014). Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Retrieved from https://kominfo.go.id/index.php/content/ detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Kominfo+dan +UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/ siaran_pers.
Budiantoro, W. (2017). Dakwah di Era Digital. Komunika, Vol. 11, No. 2
Damara Putra Prasadana. (2017). Cyberbullying dalam Media Sosial Anak SMP (Studi Kasus Pada Anak SMP Pengguna Twitter di Kelurahan Jatibening Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Komunika, 11, No. 1.
Didik Purwanto. (2012). Dominasi Pengguna Internet Mobile. Retrieved from dalamhttp:// tekno.kompas.com/read/2012/02/22/17525296/Chatting.Dominasi.Penggunaan.Internet.Mobile.di.Indonesia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter diakses pada tanggal 1 November 2015
Gamble, T. M. (2002). Communication Works 7th. (B. M. G.-H. College, Ed.). Retrieved from http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html
Giyarsih, Sri Rum, D. (2017). Hubungan Media Sosial Dengan persepsi Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Menurut Wilayah Perkotaan dan Pedesaan di Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 3, No.2.
Gun Gun Heryanto, dkk. (2017). Melawan Hoaks di Media Sosial dan Media Massa. Yogyakara: Trust Media Publishing kerjasama dengan Askopis Press.
Hanjani, F. (2013). Peningkatan Kebutuhan Akan Media Sosial Pada Remaja, Salah Siapa?Personal Growth, Conseling and Departement Centre. Retrieved from http:// www.personalgrowth.co.id/en/journai-viewarticle.php?id=91)
Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditoono, S. . (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakara: Gajah Mada University Press.
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Novianti, I. (2008). Peran Ormas Islam dalam Membina Keberagamaan Remaja. Komunika, 2, No. 2.
Puspita, Y. (2015). Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan Komunikasi. Pekommas, 18, No. 3.
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa hidup (5th). Jakarta: Erlangga.
Sarwono. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Survei Ungkap Pelajar Tak Bisa Bedakan Berita Hoaks dan Asli di Internet. (2016). Tribunnews. Com.
Astuti, Y. D. (2017). Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoaks Melalui Kompetisi Kreatif. Jurnal Informasi UNY, 47, No. 2. Retrieved from http://dx.doi. org/10.21831/informasi.v47i2.16658
Broto, G. S. D. (2014). Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Retrieved from https://kominfo.go.id/index.php/content/ detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Kominfo+dan +UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/ siaran_pers.
Budiantoro, W. (2017). Dakwah di Era Digital. Komunika, Vol. 11, No. 2
Damara Putra Prasadana. (2017). Cyberbullying dalam Media Sosial Anak SMP (Studi Kasus Pada Anak SMP Pengguna Twitter di Kelurahan Jatibening Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Komunika, 11, No. 1.
Didik Purwanto. (2012). Dominasi Pengguna Internet Mobile. Retrieved from dalamhttp:// tekno.kompas.com/read/2012/02/22/17525296/Chatting.Dominasi.Penggunaan.Internet.Mobile.di.Indonesia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter diakses pada tanggal 1 November 2015
Gamble, T. M. (2002). Communication Works 7th. (B. M. G.-H. College, Ed.). Retrieved from http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html
Giyarsih, Sri Rum, D. (2017). Hubungan Media Sosial Dengan persepsi Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Menurut Wilayah Perkotaan dan Pedesaan di Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 3, No.2.
Gun Gun Heryanto, dkk. (2017). Melawan Hoaks di Media Sosial dan Media Massa. Yogyakara: Trust Media Publishing kerjasama dengan Askopis Press.
Hanjani, F. (2013). Peningkatan Kebutuhan Akan Media Sosial Pada Remaja, Salah Siapa?Personal Growth, Conseling and Departement Centre. Retrieved from http:// www.personalgrowth.co.id/en/journai-viewarticle.php?id=91)
Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditoono, S. . (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakara: Gajah Mada University Press.
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Novianti, I. (2008). Peran Ormas Islam dalam Membina Keberagamaan Remaja. Komunika, 2, No. 2.
Puspita, Y. (2015). Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan Komunikasi. Pekommas, 18, No. 3.
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa hidup (5th). Jakarta: Erlangga.
Sarwono. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Survei Ungkap Pelajar Tak Bisa Bedakan Berita Hoaks dan Asli di Internet. (2016). Tribunnews. Com.
Downloads
Published
2020-04-30
How to Cite
Astuti, Y. D., & Mustofa, M. (2020). Persepsi Remaja Muslim Yogyakarta Terhadap Peredaran Hoaks di Media Sosial. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 14(1), 47–62. https://doi.org/10.24090/komunika.v14i1.2865
Issue
Section
Articles
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).