The Religious Oral Tradition of ‘Maca Syekh’ and the Concept of Preserving Oral Literature in Schools

Authors

  • Sukirmo Sukirno Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  • Bayu Suta Wardianto Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v20i2.6979

Keywords:

Maca Syekh, religious oral tradition, the concept of maintaining oral literature in schools

Abstract

Maca Syekh or also called Macaseh is a popular and preserved religious oral tradition in Banten. The reading of the Maca Syekh was done to exemplify the struggle of Sheikh Abdur Qadir Al-Jaelani who was a great worldwide cleric. This long-standing religious rite has seen its implementation decline as it competes with other cultures that are increasingly unstoppable. This study intends to express the importance of the implementation of the Maca Syekh which is described in the descriptions. The method carried out in this study is descriptive qualitative by presenting its analysis using reflective conceptual techniques. The results obtained after that knowing the importance of Maca Syekh, became the basis for efforts to maintain religious oral traditions by mixing them with the concept of literary learning and collaborating with History and Islamic studies at the level of education in high school.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alamsyah, & et, All. (2018). Kajian Nilai pada Tradisi Maca Syekh di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

Anwar, K. (2022). Pembelajaran Sastra Lisan: Upaya Pelestarian Mutiara yang Terlupakan. Seminar Internasional Pemikiran-Pemikiran Inovatif Dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, Dan Pembelajarannya.

Attas, S. G. (2013). Mengusung Pembelajaran Sastra Lisan Gambang Rancag Betawi Menuju Pembelajaran Inovatif. Lokabahasa, 4(2), 171–183.

Azhari, Y. A. (2018). Perubahan Tradisi Jawa (Studi Tentang Upacara Adat Pelaksanaan Perkawinan Suku Jawa di Kepenghuluan Harapan Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Raya Kabupaten Rokan Hilir). JOM FISIP, 5(1).

Ervitaputri, Y. (2016). Arkaisme Spiritual dalam Tradisi Lisan Budaya Cahyana. Ibda: Jurnal Kebudayaan Islam, 14(2), 189–204.

Fakhrurozi, J., & et, A. (2021). Pemertahanan Sastra Lisan Lampung Berbasis Digital di Kabupaten Pesawaran. Journal Social Science and Teknologi for Community Service (JSSTCS), 2(1), 27–36.

Faruk. (2012). Mertode Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar.

Fauzi, A. (2020). Maca Syekh Semakin Terkenal di Kalangan Masyarakat Banten. Kabar Banten.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara.

Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan. HISKI Jawa Timur.

Khisbiyah, Y. (2003). Pendidikan Apresiasi Seni untuk Multikulturalisme.

Lord, A. B. (1976). The Singer of Tales. Atheneum.

Lubis, T., & Abus, A. F. (2020). Revitalisasi Tradisi Lisan Melayu dalam Mempertahankan Eksistensi Kebahasaan: Pendekatan Antropolinguistik. Seminar Nasional Bahasa Dan Sepeda Bangsa, 1–11.

Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali Press.

Nurhadi, A. (2020). Pembelajaran Sastra Lisan dengan Media Audiovisual sebagai Sarana Pengembangan Keterampilan Bahasa. Seminar Nasional Pendidikan.

Pahruji, & et, A. (2022). Penyajian Teater Tutur Maca Syekh pada Masyarakat Kampung Keluncing Kecamatan Kasemen Kota Serang Banten. Matra: Jurnal Musik, Tari, & Rupa, 1(1), 37–47.

Paluseri, D. D., & et, A. (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Priyatno, A. (2020). Pendidikan Islam dalam Turbulensi Era 4.0. Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1).

Ratna, N. K. (2007). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme. Pustaka Pelajar.

Rusyana, Y. (1981). Cerita Rakyat Nusantara. Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Bandung.

Saleh, D. R. (2020). Pembelajaran Sastra Lisan Berbasis Soft Skill dalam Penerapan Literasi Digital. Prosiding Seminar Daring Nasional: Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, 160–166.

Sarwono, S., Rahayu, N., Purwadi, A. J., & Noermanzah. (2020). Kayiak Beterang Ritual: The First Social Life Learning of the Serawai Girls. International Journal of Scientific and Technology Research, 9(1), 1278–1289.

Setiawan, I. (2019). Akulturasi dalam Tradisi Lisan Maca Syekh di Kabupaten Pandeglang. Jurnal Patanjala, 11(1), 49–64.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Afabeta.

Syahputra, E. (2021). Tradisi Lisan Sebagai Bahan Ajar: Membentuk Karakter dan Melestarikan Budaya. Masyarakat & Budaya, 20(16).

Syahputra, E., & Dewi, D. (2020). Tradisi Lisan sebagai Bahan Pengembangan Materi Ajar IPS di SMP: Sebuah Telaah Literatur. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 5(1), 51–62.

Tradisi Lisan sebagai Bahan Ajar, Kemiskinan Jadi Ancaman. (2010). Kompas.

Wahyuningsih, S., Sunhaji, & Mawardi, K. (2022). Professionalism and Competence of Teachers in the Development of Islamic Religious Education Learning after the Covid-19 Pandemic. International Journal of Social Science and Human Research (IJSSHR), 5(10), 4756–4763.

Widyasari, N. (2014). Peranan Debus dalam Pembinaan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) pada Masyarakat Banten. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wurianto, A. B. (2017). Literasi Sastra dalam Masyarakat Belajar (Learning Society). In Malang (Ed.), SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra). Universitas Muhammadiyah Malang.

Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Kencana.

Downloads

Published

2022-11-26

How to Cite

Sukirno, S., & Wardianto, B. S. (2022). The Religious Oral Tradition of ‘Maca Syekh’ and the Concept of Preserving Oral Literature in Schools. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 20(2), 289–307. https://doi.org/10.24090/ibda.v20i2.6979