Tradisi Pernikahan Adat Jawa Keraton Membentuk Keluarga Sakinah

Authors

  • Safrudin Aziz IAIN Purwokerto, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.724

Keywords:

Peaceful family, tradition and ritual, Javanese palace custom wedding, Keluarga sakinah, tradisi dan ritual, pernikahan adat Jawa Keraton

Abstract

This article explains how to build a peaceful (sakinah) family in the Javanese wedding traditions and rituals of Surakarta and Yogyakarta Palaces. This theme is important because most of Javanese people do not understand the philosophical and ethical values of building a peaceful family as it is reflected in the traditions and rituals. Saki>nah, which means a peaceful family, is the final destination of a marriage as showed in Javanese marital traditions and rituals. The tradition of nontoni is a symbol of knowing each other (ta’aruf) between the bride and the groom. Installing tarub symbolizes the announcement of a marriage as well as a way to build closeness among the family, relatives, and neighbors to get the pray and bless for the couple. In addition, the tradition of sepasaran represents feeling of gratitude to God and other people due to the values of silaturahmi and sharing good luck after wedding ceremony. The steadiness in choosing a partner through deliberation, calculation, understanding of the similarities of character, vision and way of life of each pair is a provision for establishing harmonious family as contained in the symbolic message of Javanese wedding traditions and rituals. Tulisan ini mengungkap cara membangun keluarga sakinah dalam tradisi dan ritual pernikahan adat Jawa, Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Mayoritas orang Jawa tidak memahami nilai filosofis dan etis cara membangun keluarga sakinah sebagaimana tersirat dalam tradisi dan ritual pernikahan yang diselenggarakannya. Sakinah dalam arti keluarga yang tenang, damai dan tenteram merupakan tujuan akhir pernikahan sebagaimana terdapat dalam tradisi dan ritual pernikahan adat Jawa. Tradisi nontoni sebagai simbolisasi dari ta’aruf (saling mengenal) antara calon istri dengan calon suaminya. Pasang tarub sebagai sarana mengumumkan keberlangsungan sebuah pernikahan sekaligus media merekatkan tali  silaturrahmi dengan mengumpulkan kerabat dan tetangga guna memperoleh do’a, restu serta keberkahan bagi kedua mempelai. Begitu pula dengan tradisi sepasaran merupakan salah satu bentuk syukur terhadap Tuhan dan sesama manusia.Sebab tradisi sepasaran mengandung nilai silaturrahmi serta berbagi rizki setelah berakhirnya upacara pernikahan. Adapun memantapkan hati dalam memilih pasangan melalui pertimbangan, perhitungan, pemahaman terhadap kesamaan karakter, visi serta pandangan hidup setiap pasangan merupakan bekal membangun keluarga sakinah sebagaimana terdapat dalam pesan simbolik tradisi dan ritual pernikahan Jawa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adhim, Muhammad Fauzil. 1998. Memasuki Pernikahan Agung. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Basri, Hasan. 1996. Membina Keluarga Sakinah. Jakarta: Pustaka Antara.

Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 2006. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Departemen Agama RI. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah. Bandung: Departemen Agama Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barat Bidang Urusan Agama Islam.

Djazuli, A. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana.

Endah, Karwa. 2006. “Petung Prosesi dan Sesaji dalam Ritual Manten Masyarakat Jawa, dalam Jurnal Kejawen edisi Vol. 1. No. 2. Agustus, 2006.

Hadiyana, Ismiya. 2010. “Makna Filosofis Dalam Ritual Pengantin Jawa Di Rembang”, dalam Skripsi. Semarang: FBS Jurusan Bahasa Dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang.

Hardjo, Soedjarwo S. 2000. Tata Upacara Hajatan. Jakarta. Sanggar Busana dan Budaya.

Jaapar, Nur Zahidah & Azahari, Raihanah. 2011. “Model Keluarga Sakinah Menurut Islam”, dalam Journal of Fiqh, No. 8.

Kauma, Fuad dan Nipan. 1998. Membimbing Istri Mendampingi Suami cet.3. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif.

Prasetyo, Ari Hadi. 2010. “Tinjauan Hukum Islam tentang Konsep Petung: Studi Terhadap Pemikiran Mbah Kalam, Konsultan Penanggalan di Koran Kedaulatan Rakyat”, dalam Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga.

Salman, Ismah. 2005. Keluarga Sakinah ’Aisyiyah: Diskursus Jender di Organisasi Perempuan Muhammadiyah. Jakarta: PSAP.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

_________________. 2010. M. Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui. Jakarta: Lentera Hati.

Sholikin, Muhammad. 2010. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Sumarsono. 2007. Tata Upacara Pengantin Adat Jawa. Jakarta: Buku Kita.

Sunoto. 1898. Nilai-Nilai Luhur Yang Terkandung Dalam Ajaran Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
Taryati. 2013. ” Upacara Adat Pengantin Jawa Sebagai Wahana Ketahanan Bangsa”, dalam Jantra Vol. 8, No. 2. Yogyakarta: Kemendikbud.

Tjakraningrat, Harya. 1965. Kitab Primbon Betaljemur Adammakna. Solo: Buana Raya.

Downloads

Published

2017-05-02

How to Cite

Aziz, S. (2017). Tradisi Pernikahan Adat Jawa Keraton Membentuk Keluarga Sakinah. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 15(1), 22–41. https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.724