TRADISI “LAWEAN” MASYARAKAT PESAYANGAN (STUDI LIVING QUR’AN)

Authors

  • Itmam Aulia Rakhman Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal http://orcid.org/0000-0002-3241-4414
  • Zakiyah Zakiyah Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v17i2.2873

Keywords:

Pesayangan, Maulid, Living Qur’an, Tradition, Lawean

Abstract

The tradition of Maulid is an expression of excitement at the birth of Prophet Muhammad in Nusantara, it has become a hereditary tradition that is able to unite Muslim community through various instruments of the event. Amidst the disputes that have plagued the community today, be that of differences in political preferences, ethnicity, groups, or else. Indeed, discourses that motivate togetherness and unity will be very important to be explored, so that the spirit of Unity in Diversity is maintained. One of the “rituals†depicting togetherness and carrying out the spirit of cooperation, is the Lawean tradition of the Pesayangan Community which is held to celebrate the birthday of Prophet Muhammad on the 25th of Rabiul Awal every year. This tradition needs to be comprehensifely explored starting from its origins and everything lies behind it, why it is different from the traditions of maulid celebrations in other places which are usually held on around the 12th Rabiul Awal. The meaning of Lawean is also important to be revealed, as one of the rich horizon of Islam Nusantara.   Tradisi Maulid merupakan ungkapan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad di Nusantara, kegiatan ini telah menjadi tradisi turun temurun yang mampu menyatukan komunitas muslim dengan berbagai instrumen di dalamnya. Di tengah masalah perselisihan yang telah menjangkiti masyarakat saat ini, baik karena perbedaan pilihan politik, etnis, kelompok, dll, tentu saja wacana yang memotivasi kebersamaan dan persatuan akan sangat penting untuk dieksplorasi, sehingga Semangat Bhinneka Tunggal Ika tetap mampu dipertahankan. Salah satu “ritual†yang menggambarkan kebersamaan dan mengusung semangat gotong royong adalah Tradisi Lawean Masyarakat Pesayangan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. yang diadakan pada tanggal 25 Rabiul Awal setiap tahun. Tradisi ini perlu dieksplorasi dari asal-usulnya dan segala sesuatu yang ada di belakangnya, karena tradisi maulid tersebut berbeda dari tradisi perayaan maulid di tempat lain yang biasanya diadakan di bulan Rabiul Awal pada hari ke-12. Arti tradisi Lawean bagi masyarakat Pesayangan juga penting untuk diungkapkan, sebagai salah satu kekayaan khazanah Islam Nusantara.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abd. Moqsith Ghazali, Luthfi Assyaukanie, U. A. A. (2009). Metodologi Studi al-Qur’an. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ahimsa-Putra, H. S. (2012). THE LIVING ALQUR’AN: Beberapa Perspektif Antropologi. Walisongo, 20(1), 235–260.
Asiyah, U. (2016). Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bagus Setiawan S, Ilhayuddin Jazimi, D. (2018). Serambi Madinah; Seri Puisi Esai Indonesia Provinsi Gorontalo. ( dkk Nia Samsihono, Ed.). Jakarta: Cerah Budaya Indonesia.
Baharun, H. (2016). Pemikiran Pendidikan Perspektif Filsuf Muslim (Kajian Kritis terhadap Pemikiran Muhammad Abduh dan Muhammad Iqbal). At-Turas, 3(1).
Formasi, T. P. (2016). Rujukan Amaliyyah Aswaja (Landasan Tradisi Kaum Aswaja). (M. K. Fahmi, Ed.). Tegal: Formasi; Forum Musyawarah dan Musabaqah Antar Santri.
Hasan Baharun, Mohammad Bahrul Ulum, A. N. A. (2018). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Ngejot: Konsep Edukasi dalam Membangun Keharmonisan dan Kerukunan Antarumat Beragama Berbasis Kearifan Lokal, 10(1), 1–26.
Jamil, M. M. (2009). Revitalisasi Islam Cultural. Semarang: Walisongo Press.
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an. (2010). Keniscayaan Hari Akhir (Tafsir al-Qur’an Tematik). (M. M. Hanafi, Ed.). Jakarta: Lajnah Pentashihah Mushaf al-Qur’an.
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an. (2011). Al-Qur’an dan Kebinekaan (Tafsir al-Qur’an Tematik). (M. M. Hanafi, Ed.). Jakarta: Lajnah Pentashihah Mushaf al-Qur’an.
M. Mansyur, dkk. (2007). Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. (S. Syamsuddin, Ed.). Yogyakarta: TH-Press.
Nadia, Z. (2011). Tradisi Maulid pada Masyarakat Mlangi Yogyakarta. Jurnal Esensia, XII(I), 367–384.
Pesayangan, P. D. (2013). Sejarah Desa Pesayangan. Retrieved December 5, 2018, from http://desapesayangan.blogspot.com/2013/05/sejarah-desa-pesayangan.html?view=sidebar
Rakhman, I. A. (2018). Filsafat Rumah Tangga : Telaah Pemikiran Khawajah Nashiruddin Ath-Thusi. Jurnal Islam Nusantara, 02(01), 32–44.
Rusmana, D. (2015). Metode Penelitian Al-Qur’an & Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.
Sholikhin, M. (2010). Ritual dan Tradisi Islam Jawa. (L. P. A. Pranowo, Ed.). Yogyakarta: Narasi.
Sugiyono. (2015). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Suwendra, I. W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. (A. L. Manuaba, Ed.). Badung: Nilacakra.
Yunus, M. (1990). Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Hidakarya.

Downloads

Published

2019-12-31

How to Cite

Rakhman, I. A., & Zakiyah, Z. (2019). TRADISI “LAWEAN” MASYARAKAT PESAYANGAN (STUDI LIVING QUR’AN). IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 17(2), 302–318. https://doi.org/10.24090/ibda.v17i2.2873