Menafsir Ulang Konsep Hifz ad-Dîn dalam Konteks Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i1.4922Keywords:
Hifdz ad-Din, Indonesia, ReinterpretationAbstract
Konsep paling penting dalam struktur maqashid syari’ah klasik dan masih bertahan hingga kini adalah hifz ad-din. Yang mencakup dua dimensi: min janib al-wujud dan min janib al-‘adam. Keduanya, dengan sengaja, penulis jadikan kerangka berpikir dalam rangka melakukan reinterpretasi terhadap konsep pelestarian agama. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian hukum Islam normatif, yang memiliki tujuan untuk menyelidiki norma-norma hukum Islam untuk memperoleh kaidah tingkah laku yang dipandang terbaik. Menurut Bambang Sunggono, penelitian hukum normatif mencakup ilmu kaidah dan ilmu pengertian (yang biasa disebut dengan dogmatik hukum). Jika melihat pada permasalahan yang dikaji dan diteliti penulis, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian normatif. Yang dimaksud penelitian hukum normatif atau penelitian literer (library research) adalah metode atau cara yang diaplikasikan dalam penelitian hukum yang ditempuh dengan cara mengkaji dan meneliti bahan-bahan pustaka yang sudah tersedia. Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan pendekatan maqashid syariah. Dari kajian yang dilakukan dapat diketahui bahwa melestarikan agama min janib al-wujud sejalan dengan hukum positif sebagaimana tercantum dalam Pasal 28E ayat 1 dan 2, 28I ayat 1, dan Pasal 29 ayat 2. Sedangkan, min janib al-‘adam terdapat dalam UU No. 1 Tahun 1965 berikut sanksi hukum dalam Pasal 156a KUHP. Sehingga, beberapa kebijakan hukum yang terdapat dalam kerangka hifz ad-din klasik seperti jihad dan hukuman bagi murtad, perlu dipertimbangkan kembali.Downloads
References
Afridi, M. A. K. (2016). Maqasid al-Shari’ah and Preservation of Basic Rights. 4, 12.
Al-‘Alwanî, T. J. (2001). Maqâshid asy-Syarî’ah. Dâr al-Hâdi.
Al-Amidi, S. (2007). Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam. Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah.
Al-Ghazali, A. H. (2006). Al-Mustashfa min Ilm al-Usūl. Maktabah at-Tijariyah.
Al-Juwaini, A. M. (1980). Al-Burhan fî Usūl al-Fiqh. Dar al-Anshor.
Al-QarÄfÄ«, S. al-D. (1993). Sharḥ TanqÄ«h al-FusÅ«l fî Ikhtisar al-MaḥsÅ«l fî al-UsÅ«l. al-Matba’ah alKhairiyyah.
Al-Qardlâwî, Y. (1999). Kaifa Nata’âmal ma’a al-Qur’ân al- ‘Azhîm. Dâr asy-Syurûq.
Al-Yubi, M. S. bin A. (1989). Maqasid al-Syariah wa ’Alaqatuha bi al-Adillah asy-Syariyyah. Dar al-Hijrah Li an-Nasyr wa at-Tauzi’.
Armstrong, K. (2015). Fields of Blood: Religion and The History of Violence. Random House.
Ar-Raisuni, A. (1992). Nazhariyyat al-Maqashid ’inda al-Imam asy-Syathibi (2nd ed.). ad-Dar al-’Alamiyyah Li al-Kitab al-Islami.
Asy-Syathibi, A. I. (2006). Al-Muawafaqat fi Ushul al-Ahkam. Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah.
Auda, J. (2008). Maqasid al-Shari’ah a Beginner’s Guide. The International Institute of Islamic Thought.
Auda, J. (2012). Maqâshid asy-Syarî`ah kafalsafah littasyrî’ al-Islâmî: Ru`yah Manzhûmiyah. al-Ma’had al-’ali Li al-Fikr al-Islami.
Aziz, F. (2017). Formula Pemeliharaan Agama (Ḥifẓ Al-DÄ«n) pada Masyarakat Desa Dermolo Jepara: Implementasi MaqÄá¹£id al-Sharī’ah dengan Pendekatan Antropologi. Al-Ahkam, 27(1), 83–110. https://doi.org/10.21580/ahkam.2017.27.1.1315
Azra, A. (2015, January 8). Agama dan Sejarah Kekerasan (3) . Republika.Co.Id. https://republika.co.id/berita/kolom/resonansi/15/01/07/nht2ln-agama-dan-sejarah-kekerasan-3
Banna, G. al. (1998). Hurriyyat al-Fikr wa al-I’tiqad fi al Islam. Dar al-Fikr al-Islami.
Erdianto, K. (n.d.). Dianggap Pasal Karet, Pasal soal Penodaan Agama dalam RKUHP Diminta Dihapus. Retrieved July 30, 2021, from https://nasional.kompas.com/read/2019/08/29/21453551/dianggap-pasal-karet-pasal-soal-penodaan-agama-dalam-rkuhp-diminta-dihapus
Habibullah, E. S. (2017). Urgensi Hifzhu Ad-Din dan Institusionalisasi Ibadah. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 4(08), Article 08. https://doi.org/10.30868/am.v4i08.160
Institute, S. (n.d.). Setara Institute: 97 Kasus Penistaan Agama Terjadi di Indonesia. Setara Institute. Retrieved July 30, 2021, from https://setara-institute.org/setara-institute-97-kasus-penistaan-agama-terjadi-di-indonesia/
Johnson, D. P. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Vol. 1). PT Gramedia.
Kahmad, D. (2002). Sosiologi Agama. Remaja Rosdakarya.
Khallâf, A. W. (2010). Mashâdir al-Tasyrî’. Maktabah at-Tijari.
March, A. F. (n.d.). The Maqsad of Hifz al-Dīn: Is Liberal Religious Freedom Sufficient for The Sharī’ah. Islam and Civilisational Renewal, 2(2). http://www.icrjournal.org.www.ezplib.ukm.my/icr/index.php/icr/article/view/176
Muhammad, J. ‘Athiyyah. (2003). Nahwa Fiqh Jadîd Li al Aqalliyyât. Dâr as Salâm.
Nakha’i. (2011). Fiqih Pluralis: Telaah Terhadap Relasi Muslim dan Non Muslim dalam Kitab-Kitab Kuning. Puslitbang Kemenag RI.
Rahman, F. (1984). Islam and modernity: Transformation of an intellectual tradition (Vol. 15). University of Chicago Press.
Yaqin, A. (2018). Rekonstruksi Maqâshid al-Syarî`ah dalam Pengembangan Metodologi Hukum Islam (Kajian Eksploratif Pemikiran Jasser Auda). Madania: Jurnal Kajian Keislaman, 22(1), 63–82. https://doi.org/10.29300/madania.v22i1.803
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Abdur Rokhim

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).