Ajakan Rekonsiliasi yang Bertepuk Sebelah Tangan (Analisis Komentar Video “Jangan Panggil Aku Cina” di Youtube)

ANALISIS KOMENTAR VIDEO “JANGAN PANGGIL AKU CINA” DI YOUTUBE)

Authors

  • Redi Panuju Universitas dr Soetomo

DOI:

https://doi.org/10.24090/komunika.v13i2.1898

Keywords:

Chinese, sentiment, prejudice, intertectuality, youtube

Abstract

The issue of sentiment towards the Chinese ethnic in Indonesia often creates social conflict that threatens the integration of the nation. Some of the riots that put the Chinese ethnic into the target of mass violence show that this sentiment is not merely latent, but often a tragedy. The development of information and communication technology contributes to strengthen the conflict or otherwise reduce it. One of the media that often become a channel of inter-ethnic conflict is Youtube. Through this medium can be reviewed how the message is communicated so it could be known as hidden problems. This article examines a video “Jangan Panggil Aku Cina†on Youtube who gets a very wide YouTuber visit and gets comments from the pro and contra. This study uses the Intertextuality Analysis method in visual semiotics from Julio Kristiva. The results show that text permutations tend to be based on stereotypical views and prejudices that place Chinese ethnic as a bad ethnic. Among them are not struggling in independence, tend to be oriented to ancestral lands, tend to be exclusive, and have an agenda to control Indonesia as Chinese ethnic dominates Singapore and get rid of Malays ethnic. The permutation of the text framed by the prejudice results in a reductive text, as it ignores the facts of Chinese ethnic service in the economic, political, media and literary fields.   Persoalan sentiment terhadap etnis Cina di Indonesia kerap menimbulkan konflik sosial yang mengancam integrasi bangsa. Beberapa kerusuhan yang menempatkan etnis Cina sebagai sasaran amuk massa menunjukkan bahwa sentiment ini tidak sekedar bersifat laten (tersembunyi), melainkan kerap menjadi tragedi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi turut memberi andil dalam menguatkan konflik atau sebaliknya meredamnya. Salah satu media yang kerap menjadi saluran konflik antar etnis ini adalah Youtube. Melalui media ini dapat ditelaah bagaimana pesan dikomunikasikan sehingga dapat diketahui masalah masalah yang tersembunyi. Artikel ini mengkaji sebuah video berjudul “Jangan Panggil Aku Cina†di Youtube yang mendapat kunjungan youtuber sangat luas dan mendapat komentar dari yang pro dan kontra. Kajian ini menggunakan metode analisis intertekstualitas dalam semiotika visual dari Julia Kristeva, yang menekankan pada model analisis permutasi teks. Hasil kajian menunjukkan bahwa permutasi teks cenderung dilandasi pandangan stereotip dan prasangka sehingga menempatkan etnis Cina sebagai etnis yang buruk. Di antaranya tidak ikut berjuang dalam kemerdekaan, cenderung berorientasi ke negeri leluhur, cenderung ekslusif, dan punya agenda akan menguasai Indonesia seperti etnis Cina menguasai Singapura dan menyingkirkan etnis Melayu. Permutasi teks yang dibingkai prasangka tersebut menghasilkan teks teks yang bersifat reduktif, karena mengabaikan fakta fakta jasa etnis Cina di bidang ekonomi, politik, media, dan sastra.  

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdilah S, U. (2002). Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Jakarta: Yayasan Indonesiatera.
Antony, N. D. (2016). Kampanye Politik Negatif dalam Media Sosial (Analisis Semiotik Pada Video Kreatif Channel YouTube Cameo Project Berjudul: Ketika Harus Memilih Prabowo atau Jokowi?). University of Muhammadiyah Malang.
Arismunandar, S. (2018). Aris. Retrieved from http://satrioarismunandar6.blogspot.com
Ayun, P. Q. (2015). Fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk identitas. Jurnal Channel, 3(2), 1–16.
Binarto, L. A. (2006). Pelaksanaan Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jendral Imigrasi Dalam Rangka Penegakkan Hukum Terhadap Pelanggaran Undang Undang Keimigrasian. Universitas Diponegoro.
Budiantoro, W. (2018). Dakwah di Era Digital. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 11(2), 263-281. https://doi.org/https://doi.org/10.24090/komunika.v11i2.1369
Budiman, K. (2011). Semiotika Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Prasadana, D. (2018). Cyberbullying dalam Media Sosial Anak SMP. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 11(1), 141-148. https://doi.org/https://doi.org/10.24090/kom.v11i1.1283
Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
Djakfar, M. (2012). Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit & Pesan Moral Ajaran Bumi. Bogor: Plus Imprint dari Penebar Swadaya.
Juditha, C. (2015). Stereotip dan Prasangka dalam Konfl ik Etnis Tionghoa dan Bugis Makassar.
Julianto, P. A. (2017). Ekonomi Indonesia Dikuasi Oleh Hanya 20 Persen Penduduk Terkaya. Retrieved from http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/06/155529426/Ekonomi.Indonesia.Hanya.Dikuasai.oleh.20.Persen.Penduduk.Terkaya
Kristeva, J. (1980). Desire in Langguage: A Semiotic Aprroach to Litirature and Art. California: Basil Blackwell.
Lohanda, M. & A. P. (2002). Antara Prasangka dan Realita: Telaah Kritis Wacana Anti Cina di Indonesia. Jakarta: Pustaka Inspirasi bekerjasama denganCentre for Advocacy and Study of Human Rights (CASH), Centre for Advocacy and Study of Economics (CASE).
Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, R. (2014). Teori dan Riset Media Sibe. Jakarta: Kencana-Prenadamedia Group.
Nastiti, M. S. (2013). Analisis Semiotik Video Jokowi-Ahok di YouTube Dalam Masa Kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Jakarta: Univerisitas Indonesia.
Panuju, R. (2002). Krisis Public Relations. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Panuju, R. (2005). Nalar Jurnalistik. Malang: Bayu Media.
Purwanto, H. (2005). Orang Cina Kwek dari Singkawang. Universitas Indonesia.
Rahmadi, D. (2017). Kasus Penistaan Ahok Hingga Dibui 2 tahun. Retrieved from https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-penistaan-agama-oleh-ahok-hingga-dibui-2-tahun.html
Resmadi, I. & S. Y. (2014). Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media Di Harian Pikiran Rakyat. Jurnal Sosioteknologi, 13 (2).
Sembiring, I. (1998). Catatan & Refleksi Tragedi Jakarta 13 & 14 Mei 1998. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sugihartati, R. (2014). Perkembangan Masyarakat Informasi & Teori Sosial Kontemporer. Jakarta: Kencana-Prenada Media Group.
Zein, A. B. (2000). Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.

Downloads

Published

2019-09-30

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.