Al-Hayâ sebagai Solusi bagi Permasalahan Moral Bangsa

Authors

  • Rima Nasir Basalamah Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jimrf.v3i1.1011

Keywords:

Al-haya’, Malu, Permasalahan Moral

Abstract

Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji mengenai konsep Al-hayâ atau malu yang positif dalam perspektif Islam, beserta manfaat, dan solusi yang ditawarkannya bagi permasalahan yang terkait dengan kemunduran moral masyarakat. Peneliti juga akan memberikan benang merah yang menunjukkan kaitan antara al-hayâ dengan kondisi moral. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi literatur. Rasa malu banyak dikenal melalui perspektif umum yang cenderung berkiblat kepada teori barat dan banyak dimaknai secara negatif khususnya mengenai efek dari sifat tersebut bagi individu yang memilikinya. Dalam perspektif Islam, Al-hayâ justru dimaknai sebagai sifat malu yang positif yang tidak merugikan pemilik sifatnya dan bahkan akan membawakan kepada kebaikan perilaku. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dikenal dengan rasa malunya, namun belakangan terlihat bahwa rasa malu yang ada kian meluntur. Artikel ini akan mengungkap konsep malu yang positif dari perspektif Islam beserta manfaat dan solusi yang ditawarkan bagi permasalahan moral yang dihadapi oleh bangsa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amru Khalid, Suara Hati: Jalan Menuju Tobat, (Cirebon: Embun Publishing, 2004), hlm. 147.

Collins & Bahar, To Know Shame: Malu and Its Uses in Malay Societies, Crossroads Journal, Vol. 14, No. 1, 2000, hlm. 37.

Daniel M. T. Fessler, 2004. Shame in Two Cultures: Implication for Evolutionary Approaches. Journal of Cognition and Culture Vol. 4 No. 2. UCLA. Los Angles.

Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy, Sifat Malu, 2009, http://d1.islamhouse. com/data/id/ih_articles/single/id_rasa_malu.pdf (diunduh pada 7 Mei 2014)

Hamid Ahmad Ath-Thahir, 2006. Nasihat Rasulullah untuk Anak agar Berakhlaq Mulia. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

H.R. Chalifah Jama’an, 2004. Potensi Selametan dalam Mempersatukan Masyarakat Jawa Abangan. Wahana Akademika, Vol. 6, No.2

Ibn Qayyim Al Jawziyyah, Kiat Membersihkan Hati Dari Kotoran Dan Maksiat, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 58

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari jilid X (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002) hlm. 522

Komaruddin Hidayat, 2008. The Wisdom of Life: Menjawab Kegelisahan Hidup dan Agama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Muhammad Idrus, 2012. Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa. Jurnal Pendidikan Karakter, Volume II, Nomor 2. FAI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Musfir bin Said Az-Zahrani, 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani

Nader Al-Jallad, 2010. The concept of “shame” in Arabic: bilingual dictionaries and the challenge of defining culture-based emotions. Language Design Vol. 12. University of Cordoba.

Retno Kumolohadi, 2007. Efektivitas Pelatihan Komunikasi Interpersonal Untuk Mengurangi Rasa Malu (Shyness). Naskah Publikasi. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Susie Scott, 2007. Shyness and Society: The Illusion of Competence. New York: Palgrave Macmillan.

Windy Chintya Dewi, 2013. Nilai Anak pada Ibu Dewasa Madya Etnis Jawa Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan. Calypta: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, vol.2, no.1.

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, 2009. Malu: Akhlak Islam. Majalah As-Sunnah Edisi 12.

Yunahar Ilyas, 2009. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI).

Downloads

Published

2017-04-14

How to Cite

Basalamah, R. N. (2017). Al-Hayâ sebagai Solusi bagi Permasalahan Moral Bangsa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr, 3(1), 101–113. https://doi.org/10.24090/jimrf.v3i1.1011

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.