Makam Raden Maoneng di Kabupaten Pemalang : Tinjauan Berdasarkan Aspek Sejarah dan Fungsinya

Authors

  • Leni Agustina Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Isna Yulda Yanu Anugraj Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Sofiroh Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jsij.v2i01.7883

Keywords:

Maoneng, Pemalang;, Function;

Abstract

 This article aims to explain the history and function of Raden Maoneng's tomb for the people of Pemalang Regency. The theory used in this research is structuralfunctional. The data in this study were obtained from study interviews and literature. The results of this study can reveal: first, the history of Raden Maoneng according to oral tradition has been in Pemalang since the 16th-17th century. Raden Maoneng himself is the son of a Madiun Regent named Purbaya who will carry out the pilgrimage to Mecca. However, before the journey began his father advised him to pass through Pemalang Harbor and stop there temporarily. After a long stay in Pemalang and going through several events, Raden Maoneng became a figure who played an important role in Pemalang Regency, so it's no wonder his grave was designated as a cultural heritage and has its own function for the people of Pemalang Regency. secondly, Raden Maoneng's tomb functions as a center for joint dhikr activities or pilgrimage activities in order to hope for ridho or for practical purposes, namely political interests in order to be given convenience in getting office.

References

Wawancara dengan Bapak Muslim selaku juru kunci yang baru mengenai Sejarah Kehidupan Raden Maoneng. pada hari Jum'at, 28 Januari 2023 di Desa Bojongbata.

Wawancara dengan Bapak Sukarso selaku Kepala Desa sekaligus cucu dari Juru Kunci mengenai Sejarah dan Fungsi Makam raden maoeng. pada hari selasa 31 Januari 2023 di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pemalang.

Wawancara dengan Ibu Yessi selaku pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang mengenai upaya pelestarian Makam Raden Maoneng, pada hari selasa 31 Januari 2023 di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang.

Prof. Dr. Dr. W.E. Soetomo Siswokartono, M.Pd. (2006). Rekonstruksi Sejarah Pemalang. Semarang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang. (2018). Studi Warisan Budaya Makam Maoneng. Pemalang.

Ulil Albab, Puji D. Dharmoko. (2019). Pemalang Punya Cerita. Pemalang.

Suwardi Endraswara. (2021). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Afiliasi Ilafi. (2020). Tradisi Jamasan Pusaka Dan Kereta Kencana. Pangadereng, 74-85.

Dewi Aisyah. (2021). Manajemen Wisata Religi Makam Syekh. 67-74.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang. (2018). Studi Warisan Budaya Makam Maoneng. Pemalang.

Hadjon. (1987). Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia. Bina Ilmu., M Philipus, 50-62.

Reni Marta Miarza. (2018). Pengaruh Tradisi Ziarah terhadap Interaksi Sosial Masyarakat. 10-18.

Erik Muhammad. (2021). Emile Durkheim: Teori Fungsionalisme dan Fakta Sosial. https://www.academia.edu/45211006/Emile_Durkheim_Teori_Fungsionalisme_dan_Fakta_Sosial_1. Diakses 13 Februari pukul 10:54

Utomo, I.N (2022). Aktifitas Nelayan di Pemalang Masa Kolonial Abad XX, Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(3), 88-95.

Kamiruddin. (2017). Fungsi Sosiologis Agama (Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim. https://media.neliti.com/media/publications/40283-ID-fungsi-sosiologis-agama-studi-profan-dan-sakral-menurut-emile-durkheim.pdf . Diakses pada 13 Februari pukul 15:24

Downloads

Published

2023-02-15

How to Cite

Agustina, L., Isna Yulda Yanu Anugraj, & Sofiroh. (2023). Makam Raden Maoneng di Kabupaten Pemalang : Tinjauan Berdasarkan Aspek Sejarah dan Fungsinya. JSI: Jurnal Sejarah Islam, 2(01), 93–108. https://doi.org/10.24090/jsij.v2i01.7883