Persepsi dan Implementasi Jilbab dalam Kegiatan Keagamaan dan Sosial-Keagamaan

(Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto)

Penulis

  • Enung Asmaya IAIN Purwokerto

Kata Kunci:

Jilbab, hijab, taqwa

Abstrak

Berjilbab menjadi fenomena masyarakat muslimah dewasa ini. Seiring dengan perkembangan model fashion dunia dan kesadaran untuk berhijab mendorong muslimah untuk berjilbab. Fenomena ini menunjukkan kuantitas muslimah berjilbab semakin banyak. Namun sisi lain realitas prilaku muslimah berjilbab bertabaruj dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Pada aspek sifat, sikap dan perilaku keagamaan dan sosial tidak menggembirakan. Kondisi ini dipengaruhi oleh persepsi muslimah atas jilbab yang dikenakan.  Karena itu meneliti persepsi dan prilaku keagamaan dan sosial muslimah menjadi menarik untuk dilakukan penelitian. Metode penelitian yang dilaksanakan bersifat kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) dan instrumen pencarian data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Konseling Islam(BKI) yang dipilih secara purposive (berdasar tujuan penelitian) dengan memilih tampilan mahasiswa dengan model muslimah yang “berjilbab†dan “berjilbobâ€. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa berjilbab merupakan perintah dari Allah SWT untuk kaum perempuan, menjadi pakaian yang berfungsi untuk menutupi aurat perempuan, menjadi identitas diri sebagai seorang muslimah (wanita yang beragama Islam), dan sebagian dari mereka menyampaikan sebagai media dakwah Islam (syiar Islam). Dalam perilaku keagamaan muslimah belum memiliki kemampuan untuk patuh dan taat pada perintah Allah SWT secara penuh (jarang dilaksanakan) seperti sholat lima waktu dan sholat sunnah, membaca al-Qur’an puasa sunnah dan mujahadah kepada Allah SWT. Dalam kegiatan-kegiatan sosial masih berfokus pada tugas di kampus untuk belajar dan kuliah. Ada beberapa sikap yang terpuji yang muncul dari pikiran mereka bahwa  akan memperbaiki diri dengan berjilbab yang berhijab agar menjadi seorang yang taqwa (muttaqin) serta membatasi diri pada persebayaan untuk berfoya-foya, bebas, maksiat, boros dan konsumtif.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Abdullah, Irwan, dkk, 2008, Dialektika Teks Suci Agama, Akulturasi Makna Agama dalam Kehidupan Masyarakat, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.
Chadhiri, Choiruddin, 1994, Klasifikasi Kandungan al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press.
Shihab, M. Quraish, 2002, Tafsir al-Misbah Vol. 9, Jakarta: Lentera Hati.
Ghfur, Waryono Abdul, 2005, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks, Yogyakarta: alSAQ Press.
Shihab, M. Qurasih, 2004, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan. Shihab, M. Quraish, 2005, Perempuan, Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish, 1996, Menabur Pesan Ilahi, Jakarta: Lentera Hati. Kahmad, Dadang, 2000, Sosiologi Agama, Bandung: Rosdakarya.
Madjid, Nurcholis, 1997, Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Paramadina.
Madjid, Nurcholis, 2000, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta: Paramadina.
Muthahari, Murtadho, 1990, On The Islamic Hijab, yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan judul Gaya Hidup Wanita Islam oleh Agus Efendy dan Alawiyah Abdurahman, Bandung: Mizan

Diterbitkan

2018-12-28

Cara Mengutip

Asmaya, E. (2018). Persepsi dan Implementasi Jilbab dalam Kegiatan Keagamaan dan Sosial-Keagamaan: (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto). Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 13(2), 205–219. Diambil dari https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/yinyang/article/view/2101

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama