EKSISTENSI WANITA JAWA DALAM PERGULATAN GENDER DAN BUDAYA

Authors

  • Faiz Adittian Pegiat Seni dan Sastra Tinggal di Banyumas

Abstract

Abstrak: Wanita dalam bahasa Jawa ‘wanito’ adalah sebuah kata yang berarti ‘wani ditoto’. Arti semacam ini mencerminkan bahwa seorang wanita adalah sosok yang mau diatur dan mau dipimpin oleh laki-laki. Di samping itu, ada istilah lain yang juga menggambarkan peran seorang wanita dalam masyarakat Jawa, yaitu ‘konco wingking’. Istilah ini lagi-lagi mencerminkan peran seorang perempuan adalah sebagai pihak nomer dua setelah laki-laki. Lalu bagaimankah pergulatan wanita Jawa dalam memperjuangkan kesetaraannya dengan laki-laki? Inilah yang menjadi objek bahasan artikel ini. Melalui kajian terhadap filosofi di balik symbol-simbol budaya Jawa, ditemukan bahwa justru wanita Jawa adalah sosok yang mengatur atau memimpin laki-laki. Misalnya, ‘konco wingking’ adalah wanita berperan sebagai pihak yang mamangku laki-laki, sebagaimana dalam aksara Jawa sebuah aksara akan mati kalau dipangku, dengan demikian laki-laki memang seakan berposisi sebagai pihak yang di depan, tetapi hakikatnya ia adalah orang yang atur/dimanag oleh pihak yang berada di belakangnya, yaitu wanita.  Abstract: The word women in the Java language is 'Wanito' that means 'wani ditoto' (dare to be arranged / ordered). The meaning reflects that a woman is a figure that would be regulated and willing to be led by man. In addition, there are other terms that also describe the role of a woman in the Java community, namely 'konco wingking' (mate in the back). This term, again reflecting the role of a woman is as the number two after men. Then how Javanese women struggle in the fight for equality with men? This is the object of discussion of this article. Through the study of the philosophy behind the symbols of Javanese culture, it was found that it is a Javanese woman figure who set or lead the male. For example, 'konco wingking' is the female role to hold men, as in Javanese letters, a character will die if it is hold, thus the man is in front position, but the fact he is the one who is set / managed by woman.   Kata Kunci: Wanita Jawa, Gender, dan Budaya     

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2015-01-15

How to Cite

Adittian, F. (2015). EKSISTENSI WANITA JAWA DALAM PERGULATAN GENDER DAN BUDAYA. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 10(1), 56–65. Retrieved from https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/yinyang/article/view/1216

Issue

Section

Articles