PENGARUH BERKEMBANGNYA INDUSTRI PENGOLAHAN RAMBUT TERHADAP TINGGINYA ANGKA PERCERAIAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

Authors

  • Wiji Nurasih IAIN Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jimrf.v6i2.2744

Keywords:

Hair industry, divorce,women worker, living.

Abstract

The writing is about family problem “factory workerâ€in Purbalingga ragency. So many jobs for women replacing job opportunity of men. Cause about 20% men worker from women worker total are worked in industry sector. Many husbands are jobless, otherwise many wives leave their activities as housewife to work in hair processing factory for helping and lightening family economy. So it be the one of important things influencing disharmony in family wich encouraging the high divorce number besides many early marriage factors in Purbalingga regency. This research is done by observation, documentation study and interview. The result is obtained that showing divorce claim from women who feel women have power, while men don’t have economy establishment. Of course, the divorce claim is accompanied various reason causing disharmony in household, cause the wife feels a husband can’t provide for family well.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Pusat Statistik Kabupaten Purbalingga, “Banyaknya Kasus Perceraian di Kabupaten Purbalingga, 2012-2015” tabel diakses pada 8 September 2017 dari https://purbalinggakab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/26
Fauzi , “Model Pengasuhan Anak Usia Dini pada Keluarga dengan Ibu Sebagai Buruh Pabrik: Studi Terhadap Model Pengasuhan dan Dampaknya Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini di Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga,” Laporan Penelitian Individu Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2012.
Hadikusuma, Hilman Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Upacara Adatnya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) , Interpretasi Hakim Terhadap Konsep Keadilan Substantif Dalam Kasus Perceraian di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri Se-Eks-Karesidenan Banyumas. Purwokerto:LPPM, 2012
Radar Banyumas “63 Perusahaan di Purbalingga Bakal Diaudit Oleh Tim Pemantau UMK 2017,” gambar diakses pada 8 September 2017 dari http://radarbanyumas.co.id/63-perusahaan-di-purbalingga-bakal-diaudit-oleh-tim-pemantau-umk-2017/
Radar Banyumas, “Kasus Bang Toyib Masih Mewarnai Kasus Perceraian di Purbalingga,” berita diakses pada 13 Agustus 2017 dari http://www.Purbalingganews.net/galeri-foto/4297-kasus-bang-toyib-masih-mewarnai-kasus-perceraian-di-Purbalingga.html
Setiansah, Mite, Shinta Prastyanti. “Tidak Ada Pekerjaan untuk Laki-Laki di Purbalingga: Menguak Sisi Gelap Pembangunan Masyarakat di Kabupaten Purbalingga” Acta Diurna VII, no. 2 (2011): h. 37-45
Surantika, Voni. “Kesejahteraan Tenaga Kerja Wanita Industri Rambut Palsu di Desa Penolik Kecamatan Kaligondang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016
Yanggo, Huzaemah Tahido.Fikih Wanita Konteporer. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Wawancara Pribadi dengan Erowati Fitriah Aji. Purwokerto, 6 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Naqiah Mukhtar. Purwokerto, 28 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Nita Triana. Purwokerto, 29 Agustus 2017.

Published

2017-07-18

How to Cite

Nurasih, W. (2017). PENGARUH BERKEMBANGNYA INDUSTRI PENGOLAHAN RAMBUT TERHADAP TINGGINYA ANGKA PERCERAIAN DI KABUPATEN PURBALINGGA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr, 6(2), 239–252. https://doi.org/10.24090/jimrf.v6i2.2744