Local Wisdom Reflected in The Symbols in Masjid Saka Tunggal Banyumas

Authors

  • Ika Maratus Sholikhah Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto 53123
  • Dian Adiarti Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto 53123
  • Asrofin Nur Kholifah Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto 53123

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.762

Keywords:

Masjid Saka Tunggal Baitussalam, semiotics, symbol, local wisdom, cultural heritage, semiotik, simbol, kearifan lokal, warisan budaya

Abstract

This article discusses the heritage of Banyumas culture conserved by the inhabitants. Banyumas is famous not only for its tourist destination but also for its art performances such as begalan, lengger, calung,kentongan, and ebeg. One of the famous tourist destinations in Banyumas is a mosque called Masjid Saka Tunggal Baitussalam (MSTB). This research emphasizes on the description of MSTB as the heritage of Banyumas culture as well as explains the meanings and messages reflected in the symbols found in MSTB. This mosque was buit in 1288 and is the oldest mosque in Indonesia. The symbols were analyzed with semiotic theory using qualitative descriptive analysis. The data were gained through observation, documentation, and interviews. This research found that there were 13 symbols found in MSTB representing Islamic and Javanese philosophy, especially in spiritual activities. MSTB is a promising tourism site of Banyumas to be be developed as cultural heritage. Artikel ini membahas warisan budaya Banyumas yang masih sangat dipertahankan oleh penduduk setempat. Banyumas tidak hanya terkenal dengan destinasi wisatanya, tetapi juga pertunjukan seni, seperti Begalan, Lengger, Calung, Kentongan, dan Ebeg. Salah satu tujuan wisata yang terkenal di Banyumas ialah Masjid Saka Tunggal Baitussalam (MSTB). Penelitian ini menekankan pada deskripsi Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai salah satu warisan budaya Banyumas sekaligus menjelaskan makna dan pesan yang tercermin pada simbol-simbol yang ditemukan di MSTB. Masjid ini didirikan pada tahun 1288 dan merupakan masjid tertua di Indonesia. Simbol-simbol yang ditemukan dianalisis berdasarkan teori semiotik dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dihimpun melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan informan.  Hasil penelitian mengungkapkan 13 simbol yang ditemukan di MSTB yang merepresentasikan filsafat Islam dan Jawa, khususnya dalam aktivitas spiritual. MSTB merupakan situs wisata Banyumas yang menjanjikan untuk terus dikembangkan sebagai warisan budaya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Barthes, Roland. 2007. Petualangan Semiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cobley, Paul. 2001. Semiotics and Linguistics. London: Routledge

Herusatoto, Budiono. 2003. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia

Hoed, Benny H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu

Kholifah, Asrofin Nur., Adiarti, Dian.,Sholikhah, Ika Maratus. 2016. Conference proceeding. International Conference “Cultural across Perspectives 3 (CAP 3)”. “Masjid Saka Tunggal Baitussalam as a Cultural Commodification and Asset in Banyumas Tourism”, held by Diponegoro University, Semarang, September 22nd 2016

Prawiro, Abdurrahman Misno Bambang. 2013. Islam Aboge: Islam and Cultural Java Dialogue (A Study of Islam Aboge Communities in Ujung manik, Cilacap, Central Java, Indonesia) . International Journal of Nusantara Islam. Sunan Gunung Djati Islamic University. 1 (2): 102–117. ISSN 2252-5904.


Sholikhah, Ika Maratus.2015. Conference Proceeding “International Seminar Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI V)”. “Local Wisdom Reflected in Tourism Brochure as a Promotional Discourse” held by Education University of Indonesia (UPI) Bandung, October 27th-28th2015

Sugiyono. 2006. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Trianton, T. (2014). Fungsi Antropologis Masjid Saka Tunggal (Studi Etnografi Pada Umat Islam Aboge Banyumas). Ibda, Jurnal Kebudayaan Islam, B accredited. STAIN Purwokerto. 12 (1). ISSN 1693-6736

Online Sources:
Chamiriyato, Al. (2016) “Pesan Moral pada Simbol-SimbolArsitektur Masjid Saka Tunggal “from http://jotako7.blogspot.co.id/2016/09/pesan-moral-pada-simbol-simbol.html. Retrieved Oktober, 20th 2016

Eviyanti. (2015). “Festival Rewandha Bojana, Memberi Makan Monyet sebagai Tradisi Suran”. Pikiran Rakyat from http://www.pikiran-rakyat.com/ nasional/2015/11/01/348264/festival-rewandha-bojana-memberi-makan-monyet-sebagai-tradisi-suran. Retrieved September, 1st, 2016.


Sumarwoto. 2015. Banyumas Gelar Festival Rewandha Bojana. Antaranews.com. available at http://www.antaranews.com/berita/526855/banyumas-gelar-festival-rewandha-bojana. Retrieved September, 1st, 2016

Downloads

Published

2017-05-02

How to Cite

Sholikhah, I. M., Adiarti, D., & Kholifah, A. N. (2017). Local Wisdom Reflected in The Symbols in Masjid Saka Tunggal Banyumas. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 15(1), 165–178. https://doi.org/10.24090/ibda.v15i1.762