Paradigma Baru Tradisi “Antar Ajung” Pada Masyarakat Paloh, Kabupaten Sambas

Authors

  • Aslan Aslan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
  • Nahot Tua Parlindungan Sihaloho Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Iman Hikmat Nugraha STMIK DCI Tasikmalaya Jawa Barat
  • Budi Karyanto STIE Bisma LEPISI Tangerang Banten
  • Zukhriyan Zakaria Universitas Islam Malang Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3354

Keywords:

Paradigma Baru, Antar Jagung, Berobat Kampung

Abstract

The constant change of human life from the agricultural era, industrial era, and the present era which is known as information era has come with great transformation in new faces. In the meantime, there is a living tradition within the Paloh community that does not rot through the changes of time called Antar Anjung. This research is qualitative with a descriptive method. The results showed that Antar Ajung which is carried out by the Sambas people, particularly the Paloh community, historically came from the tax paid to Majapahit kingdom who was in power over Sambas at that time, it was transported through a river on sailboats. However, since the Sambas Sultanate came to power, the payment was no longer obliged by the Sultan of Sambas, the tradition was still practiced by the Paloh community whatsoever, especially in Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan and Arung Parak in a new name, Antar Ajung. Antar Ajung ritual has become entrenched in the lives of the Paloh community, it has been done for tens of years until now, except those in Matang Danau Village, who have changed the tradition into Berobat Kampung.   Perubahan yang terus berlanjut dari masa pertanian, industri dan masa sekarang yang dikenal dengan informasi mengalami perubahan yang drastis dengan wajah yang baru, tetapi budaya di masyarakat Paloh tidak lekang dimakan zaman. Kajian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sejarah Antar Ajung yang dilakukan oleh masyarakat Sambas pada umumnya dan masyarakat Paloh pada khususnya, berasal dari upeti yang dibayar kepada kerajaan Majapahit yang berkuasa di Sambas melalui sarana transportasi sungai dengan menggunakan perahu layar. Namun, sejak kesultanan Sambas berkuasa di Sambas, maka pembayaran dari upeti tersebut tidak dilakukan di masa kerajaan Sultan Sambas, tetapi masih dilakukan oleh masyarakat Paloh, khususnya di Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan dan Arung Parak yang dalam wajah yang baru, yakni Antar Ajung. Ritual Antar Ajung sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat Paloh, yang sudah mencapai puluhan tahun dan bahkan masyarakat Paloh masih melaksanakan ritual tersebut, kecuali Desa Matang Danau, telah mengalami perubahan menjadi Berobat Kampung.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abror, Abdurahman. “Nilai Budi Dan Keislaman Dalam Pantun Melayu Pontianak.” Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies 1, no. 2 (2011): 177–200.
Agus Salim. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia. Cetakan Ke-2. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2014.
Akadol, Jamiat. Globalisasi: Mengapa Harus Takut?., Dalam Proceeding of 1st International Conference on ASEAN Economic Community in Borneo Region. Malang: Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat dengan Kalimetro Intelegensia, 2015.
Alwasilah, A. Chaedar. “Revitalisasi Bahasa Dan Budaya Melayu Dalam Perspektif Pendidikan di Indonesia.” Pedagogik Pendidikan Dasar 1, no. 1 (2013): 1–9.
Amran, Ali. “Peranan Agama Dalam Perubahan Sosial Masyarakat.” Hikmah II, no. 1 (2015): 23–39.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Arkanudin. “Pluralisme Suku Dan Agama Di KALBAR.” (Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian FISIP dan Program Magister Ilmu Sosial, Untan Pontianak), t.t.
Aslan. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Budaya Pantang Larang Suku Melayu Sambas” 16, no. 1 (2017): 35–44.
Aslan. “Pergeseran Nilai Masyarakat Perbatasan (Studi tentang Pendidikan dan Perubahan Sosial di Desa Temajuk Kalimantan Barat).” Disertasi tidak diterbitkan, UIN Antasari Banjarmasin, 2019.
Aslan, dan Ari Yunaldi. “Budaya Berbalas Pantun Dalam Acara Adat Istiadat Perkawinan Melayu Sambas.” Jurnal Transformatif 2, no. 2 (2018): 111–22.
Azhari, Fathurrahman. “Dinamika Perubahan Sosial Dan Hukum Islam.” Al-Tahrir 16, no. 1 (2016): 197–221.
Bistari. “Pembelajaran Matematika Berkarakter Dengan Pendekatan Kearifan Lokal Etnis Melayu Sambas.” UNTAN: KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, 2013, 398–405.
Cassirer, Ernest. An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture. New York: University Press, 1994.
Daud, Alfani. Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
dkk, Eka Hendry Ar. “Integrasi Sosial Dalam Masyarakat Multi Etnik.” Walisongo 21, no. 1 (2013).
Geertz, Clifford. The Interpretation Of Cultures. New York: Basic Books, Inc., Publisher, 1973.
Geertz, Clifford. The Religion Of Java. London: The University Of Chicago Press, 1976.
Hariyono (Anggota Kanit Reskrim Paloh). “Tugas Polisi Di Perbatasan Paloh.” Dokumen. Merbau Paloh: Kapolsek Paloh, 19 Mei 2017.
Hermansyah. Ilmu Gaib di Kalimatan Barat. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Ecole Francaise d’Extreme-Orient, STAIN Pontianak, KITLV, 2010.
Hermansyah. “Islam Dan Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Muslim Kanayatn Dayak DI Kalimantan Barat.” Islamica 7, no. 2 (2013): 340–59.
Hidayat. Akulturasi Islam dan Budaya Melayu: Studi Tentang Ritus Siklus Kehidupan Orang Melayu di Pelalawan Provinsi Riau. Departemen Agama RI: Badan Litbang dan Diklat, 2009.
Huruswati., dkk, Indah. Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial Di Desa Perbatasan - Kalimantan Barat 2012. Jakarta: P3KS Press, 2012.
Kelompok Kerjal Lapangan. “Profil Desa Matang Danau,” 2015.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Kuntowijoyo. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Cet-7. Bandung: Mizan, 1996.
Kurnia, Sri, Sisilya Saman, dan Agus Syahran. “Leksikon Budaya Dalam Tradisi Antar Ajong Pada Masyarakat Melayu Sambas.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 7, no. 9 (t.t.): 1–8.
Kurniawan, Syamsul. “Serapah Dalam Masyarakat Melayu Kampung Saigon Kota Pontianak.” Religi IX, no. 1 (2013): 96–119.
Lizawati. “Pendidikan Karakter Dalam Bahasa Ibu Sebagai Wujud Sumber Kearifan Bangsa.” Seminar Nasional dan Launching ADOBSI, t.t., 503–6.
Manafe, Yermia Djefri. “Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di Timor-Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Komunikasi 1, no. 3 (2011): 287–98.
Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Mohtar, Samsi dan masyarakat tua Matang Danau. Berobat Kampung, 2019.
Mujiburrahman. Agama Generasi Elektronik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Mujiburrahman. Humor, Perempuan dan Sufi. Jakarta: Kompas, Gramedia, 2017.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Universiti Press, 1990.
Noor, Yusliani. Islamisasi Banjarmasin. Yogyakarta: Ombak, 2015.
Pahmi, Nurhadianto. “Ritual Antar Ajung Untuk Sejarah Lokal.” Diakses 16 Mei 2019. https://www.academia.edu.Ritual Antar Ajung.
Pals, Daniel L. Seven Theories Of Religion, Terj. Inyiak Ridwan Muzir & M. Syukri. Jogjakarta: IRCiSOD, 2012.
Parhani, Imadduddin. “Perubahan Nilai Budaya Urang Banjar (Dalam Perspektif Teori Troompenaar).” Al-Banjari 15, no. 1 (2006).
Primi Wulan, Adisti. “Adat Budaya Saprahan.” Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI, t.t., 469–71.
Rahmadhanti, Jumiatin Asri, Sisilya Saman, dan Paternus Hanye. “Peristilahan Dalam Upacara Antar Ajong Melayu Sambas.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 7, no. 8 (2018).
Sandi. “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Dalam Ritual Besial Pada Upacara Antar Ajong di Paloh.” Hasil Penelitian. Pontianak: Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura, 2017.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009.
Sulissusiawan, Ahadi. “Makna Simbolik Pantun Dalam Tradisi Mulang-Mulangkan Pada Masyarakat Melayu Sambas.” LITERA 14, no. 1 (2015): 134–47.
Sunandar. “Politik Identitas Dan Tantangan Globalisasi Masyarakat Perbatasan Dalam Menghadapi MEA 2016.” Proceeding of 1st International Conference on ASEAN Economic Community in Borneo Region, 2015.
Suwardi. Budaya Melayu Dalam Perjalanannya Menuju Masa Depan. Pekan Baru: Yayasan Penerbit MSI-RIAU, 1991.
Syahrani., dkk, Agus. “Makna Leksikal Permainan Rakyat Melayu Sambas: Pendekatan Etnolinguistik.” WACANA ETNIK Ilmu Sosial dan Humaniora 2, no. 2 (2011): 225–52.
Thambun Anyang, YC. “Gambaran Kenyataan Keragaman Hukum Di Kalimantan Barat.” Seminar dan Pelatihan Pluralisme Hukum, diselenggarakan oleh HuMA, 2003, 1–10.
Toffler, Alvin. Future Shock. New York: Bantam Books, 1970.
Toffler, Alvin. The Third Wave. New York: William Morrow and Company, INC, 1980.
Ulhaq, Riza. “Analisis Motif Melodi Lagu Rakyat Melayu Sambas (Suatu Tinjauan Musikologi).” Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, t.t.
Usman, Sunyoto. Esai-Esai Sosiologi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Yatim, Rais. Pantun & Bahasa Indah: Jendela Budaya Melayu. 2 ed. Kuala Lumpur: Endowment Publications, 2014.
Yusriadi. “Identitas Orang Melayu Di Hulu Sungai Sambas.” Khatulistiwa 5, no. 1 (2015): 74–99.
Zain, Zairin. “Analisis Bentuk Dan Ruang Pada Rumah Melayu Tradisional Di Kota Sambas Kalimantan Barat.” NALARs 11, no. 1 (2012): 39–62.
Zamzam, Zafri. Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary: Sebagai Ulama Juru Da’wah Sejarah Penyiaran Islam di Kalimantan Abad 13 H/18 M dan Pengaruhnya di Asia Tenggara. Banjarmasin: Antasari Press, 2018.

Downloads

Published

2020-04-29

How to Cite

Aslan, A., Sihaloho, N. T. P., Nugraha, I. H., Karyanto, B., & Zakaria, Z. (2020). Paradigma Baru Tradisi “Antar Ajung” Pada Masyarakat Paloh, Kabupaten Sambas. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 18(1), 87–103. https://doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3354