Tradisi Doa Berantai dan Inklusi Sosial Keagamaan di Desa Kepung Kabupaten Kediri

Authors

  • Asyhabuddin Asyhabuddin UIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3265

Keywords:

Kediri, Inclusion, Chain Prayer, Village Purification, Tradition

Abstract

This paper seeks to examine the tradition of chain prayer and religious social inclusion in Kepung Village, Kediri Regency. The idea of this paper came from the growing religious conflict. The inhabitants of Kepung village in Kediri, East Java district, have a unique method to build harmonious relations between religions amid the potential conflicts of religious diversity they have. The data were obtained by interviewing people in Kepung Village, Kediri Regency. That method is a tradition of chain prayer which is carried out as a series of village cleaning traditions every month of Sura in the Javanese calendar. This tradition fosters social religious inclusion because this tradition builds inclusive religious attitudes, inclusive religious policies, and guarantees access and active participation of religious social groups. In addition, this tradition also narrows ethnic distance because it can provide the expectations of minority religious groups, thus generating trust between religious groups.   Tulisan ini berusaha untuk mengkaji tentang tradisi doa berantai dan inklusi sosial keagamaan di Desa Kepung Kabupaten Kediri. Ide tulisan ini berasal dari semakin berkembangnya konflik keagamaan, warga desa Kepung di kabupaten Kediri Jawa Timur memiliki cara unik untuk membangun keharmonisan hubungan antar agama di tengah potensi konflik keragaman agama yang mereka miliki. Data-data diperoleh dengan wawancara kepada orang-orang di Desa Kepung Kabupaten Kediri. Cara itu adalah tradisi doa berantai yang dilakukan sebagai rangkaian dari tradisi bersih desa setiap bulan Sura dalam penanggalan Jawa. Tradisi ini memupuk inklusi sosial keagamaan karena tradisi ini membangun sikap keagamaan inklusif, kebijakan keagamaan inklusif dan menjamin akses dan partisipasi aktif kelompok minoritas keagamaan. Selain itu, tradisi ini juga mempersempit ethnic distance karena mampu memberikan ekspektasi kelompok keagamaan minoritas, sehingga memunculkan rasa percaya (trust) antar kelompok keagamaan yang ada.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bouma, Gary. 2016. “Religious Diversity and the Challenge of Social Inclusion” dalam Social Inclusion, Volume 4, Edisi 2.
Bukhari (al), Muhammad bin Ismail. T.th. Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar alFikr
Candland, Christopher. 2000. “Faith as Social Capital: Treligion and Community Development in Southern Asia”. Policy Sciences, Vol. 33 No. 3,4
Capucao, Dave Dean. 2010. Religion and Ethnocentrism: an EmpiricalTheological Study. Lediden: Brill.
CNN Indonesia. 2019. “Diprotes Upacara Piodalan Dibubarkan Warga di Yogya” dari https://cnnindonesia.com/nasional/20191112202708-20- 447785/diprotes-upacara-piodalan-dibubarkan-warga-di-yogya. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Dees, Richard H. 2004. Trust and Toleration. Oxfordshire: Routledge.
Department of Economic and Social Affairs. 2016. Leaving No One Behind: The Imperative of Inclusive Development. New York: Department of Economic and Social Affairs PBB.
Etzioni, Amitai. 1967 “Toward a Theory of Societal Guidance”. American Jurnal of Society, Vol. 73, No. 2.
Furbey, Robert dkk. 2006. Faith as Social Capital: Connecting or Dividing?. Bristol: The Policy Press.
Katsir, Ibn. 2005. Tafsir al-Qur’an al-Adhim. Beirut: Dar al-Fikr.
Latuheru, Elsina Elisabeth. 2015. “Menghidupkan Perdamaian Membangun Kemanusiaan” dalam Budhy Munawar-Rahman, Moh. Shofan dan Siti Nurhayati (ed.), Pendidikan untuk Perubahan: Sepotong Catataan tentang Cerita Motivasi dan Inspirasi dari Ambon. Jakarta: PUSAD Paramadina.
Liputan 6. 2019. “Bom Bunuh Diri di Medan” dari https://www.liputan6. com/news/read/4110289/bom-bunuh-diri-di-medan. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Maftuhin, Arif. 2017. “Mendefinisikan Kota Inklusif: Asal-usul, Teori dan Indikator”. Tata Kelola, Volume 19, Nomor 2.
Nashir, Haedar. 1997. Agama & Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PP Lakpesdam NU. Laporan Akhir Program Peduli Lakpesdam NU. Tidak diterbitkan.
Qardhawi, Yusuf. 2010. Fiqih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap tentang Jihad menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Bandung: Mizan.
Republika. 2019. “MUI Sumut: Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Tidak Beragama” dari https://nasional.republika.co.id/berita/q0wbn1348/muisumut-pelaku-bom-bunuh-diri-di-medan-tidak-beragama. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Ruthven, Malise. 2004. Fundamentalism: The Search for Meaning. Oxford: Oxford University Press.
Shihab, Quraish. 2017. Tafsir Al-Mishbah. Ciputat: Lentera Hati.
Silver, Hilary. 2015. The Context of Social Inclusion: DESA Working Paper No. 144. New York: Department of Economic and Social Affairs PBB.
Sirjani (al), Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Tribun news. 2019. “Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Diduga Terpapar Radikalisme Setelah Menikah” https://medan.tribunnews. com/2019/11/13/pelaku-bom-bunuh-diri-polrestabes-medan-didugaterpapar-radikalisme-setelah-menikah. Diakses pada tanggal 21 November 2019.

Downloads

Published

2020-05-30

How to Cite

Asyhabuddin, A. (2020). Tradisi Doa Berantai dan Inklusi Sosial Keagamaan di Desa Kepung Kabupaten Kediri. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 18(1), 139–153. https://doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3265