MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza <p>MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir [<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1470793859" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN 2528-6773</a> | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1488350402" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN 2549-9971</a>] published by Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto, in collaborations with <a href="https://drive.google.com/file/d/1Rud14G_wlXNsCeNC9MkCy5GARu8QKbtT/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">Asosiasi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (AIAT)</a>, concerns on publishing scientific works issuing on Quranic studies which specifies researches on Qur'an, its commentary, its translation, and living Qur'an. It has a profound and contextual vision and maqasidi-oriented. it is published twice a year (June &amp; December).</p> Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto en-US MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 2528-6773 <p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol type="a"> <li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a&nbsp;<a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution-ShareAlike License</a>&nbsp;that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See&nbsp;<a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</li> </ol> Revolusi Kajian Tafsir: Pengamatan Kritis terhadap Surat Muhammad Ayat 9 dalam Konteks Akun Instagram @Quranreview https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/7496 <p>Tafsir al-Quran pada umumnya disajikan secara tekstual di dalam kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh para <em>Mufassir</em>, dari era klasik sampai era kontemporer. Peran internet pada zaman ini sangatlah penting, akun instagram @Quranreview hadir sebagai kreator yang selalu mengaitkan <em>trend</em> dengan ayat-ayat al-Quran yang dinilai memiliki korelasi dengan <em>trend </em>tersebut. @Quranreview seringkali mengaitkan teks judul dengan <em>trend</em> ataupun konteks <em>trend </em>dengan ayat-ayat al-Quran. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Adanya penelitian guna untuk melihat keabsahan korelasi antara <em>trend</em> dan konten tafsir yang disajikan oleh akun @Quranreview tersebut dan sebagai usaha untuk memancing minat para ahli untuk memberi perhatian terhadap eksistensi dari tafsir visual yang bertebaran di media sosial. Tafsir al-Quran yang selama ini hanya tercantum didalam kitab-kitab dapat divisualisasikan dengan menarik, sehingga tafsir al-Quran dapat dipahami secara mudah dan dengan penyebaran tafsir visual di media sosial, dapat menarik minat masyarakat awam untuk memahami makna-makna yang terkandung di dalam al-Quran secara sederhana, menarik, dan mudah.</p> Muhammad Addien Nastiar Copyright (c) 2023 Muhammad Addien Nastiar http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 280 296 10.24090/maghza.v8i2.7496 Durhaka Perspektif Tafsir Al-Mishbah https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/6805 <p>Artikel ini dilatarbelakangi oleh kerapnya pemahaman mengenai durhaka kepada kedua orang tua, padahal durhaka yang dijelaskan di dalam al-Qur’an bukan hanya kepada kedua orang tua saja. Memang durhaka kepada kedua orang tua lebih sering terdengar di telinga dan sering ditemui, akan tetapi kita juga perlu mengetahui bahwa durhaka dapat juga terjadi kepada Tuhan dan rasul-Nya yang mana mungkin saja tanpa disadari kita melakukan perbuatan tersebut. Selain itu durhaka juga dapat terjadi di dalam hubungan antara suami dan istri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kajian pustaka (library research). Sedangkan teori yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data adalah analisis isi (content analysis) yaitu pembahasan lebih mendalam lagi terhadap isi dari suatu informasi baik bersifat tertulis ataupun tercetak pada media massa. Di dalam al-Qur’an durhaka terjadi bukan hanya seorang anak kepada kedua orang tuanya saja, akan tetapi bisa juga terjadi terhadap hamba kepada Tuhannya, umat kepada rasulnya, dan durhaka antara suami istri. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. al-Infithar: 6-9 bahwa seorang hamba bisa durhaka kepada Tuhannya dengan cara mereka tidak mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Dijelaskan juga di dalam Q.S. Hud: 59 bahwa suatu umat dapat durhaka kepada rasulnya dengan cara tidak mempercayai ajaran yang telah dibawa oleh rasul tersebut. Durhaka kepada kedua orang tua dijelaskan di dalam Q.S. al-Isra’: 23 bahwa seorang anak durhaka kepada kedua orang tuanya karena membantah apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Sedangkan nusyuz dijelaskan dalam Q.S. an-Nisa’: 34 bahwa seorang suami harus memenuhi hak istrinya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan dalam menganalisis kata durhaka peneliti akan menggunakan metode sinonimitas, yakni kesamaan makna dengan bentuk nama atau lafal yang berbeda.</p> Soheb Nurhafid Ali Abdur Rohman Copyright (c) 2023 Soheb Nurhafid, Ali Abdur Rohman http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 316 335 10.24090/maghza.v8i2.6805 Problematika Penafsiran Ayat-ayat Jihad di Era Modern (Analisis Penafsiran Ayat-ayat Jihad dalam Perspektif Tafsir Nusantara) https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/7726 <p>Penerapan konsep jihad perang di negeri-negeri yang hidup damai tidaklah relevan dengan konsep jihad dalam Islam. Dalam kondisi normal seperti di negara Indonesia, jihad lebih ditekankan dalam bentuk dakwah untuk menjaga serta memperbaiki mentalitas dan moralitas warga negara khususnya umat Islam. Namun demikian bukan berarti kemudian wawasan tentang jihad perang ditinggalkan secara total, karena bagaimanapun ia adalah bagian dari syariat yang memiliki kedudukan yang tinggi dan harus dipahami dengan benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengangkat penafsiran-penafsiran problematis terhadap ayat-ayat jihad dalam beberapa karya tafsir Nusantara. Dengan pendekatan sosio-historis dan fenomenologi, penulis mengelaborasi pemahaman beberapa mufassir Nusantara dan menemukan bahwa terdapat beberapa problem dalam penafsiran ayat-ayat jihad baik yang terkesan mendukung paham jihadis radikalis maupun melemahkan kedudukan jihad itu sendiri.</p> Ahmad Fitriawan Abdul Muhaimin Zen Copyright (c) 2023 Ahmad Fitriawan, Abdul Muhaimin Zen http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 248 265 10.24090/maghza.v8i2.7726 Mengungkap Rahasia Besi dalam Al-Qur’ān Menurut Zaģlul Rāģib Muḥammad An-Najjār (Pendekatan At-Tafsīr Al-Ίlmī) https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/7386 <p>Besi merupakan unsur paling banyak digunakan dalam dikehidupan ini, banyak ilmuwan mengkaji tentang besi, mulai dari proses terbentuknya besi, sejarah besi, manfaat besi dan lain sebagainya. Dalam al-Qur’an kata besi disebutkan 6 kali dalam surat dan ayat berbeda. Namun, literatur yang membahas tentang besi dari sudut Sains dan Agama Islam masih sangat langka dan masih jauh dari fokus dalam kaitan sains modern, adapun literatur yang membahas masalah ayat-ayat kauniyah tentang besi masih sedikit disinggung. Peneliti ingin membahas tentang besi dalam al-Qur’an menurut Zaģlul Rāghib Muḥammad An-Najjār. Metode dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk menjelaskan pandangan Zaģlul Rāghib Muḥammad An-Najjār pada besi dan ditambahkan dengan pendapat para mufassir dan ilmuwan lainnya. Artikel ini menyimpulkan bahwa besi merupakan unsur yang berasal dari pecahan bintang, proses tersebut terjadi 15 juta tahun lalu, ada 2 unsur yang terdapat di dalam besi yaitu gas hidrogen dan gas helium. Kekuatan dan kehebatan besi dilihat dari sisi jumlah, atom dan kekuatan material nya. Dan manfaat besi terbagi menjadi 4 bidang, diantaranya: material dan konstruksi, geologi dan geofisika, kesehatan dan botani.</p> Deki Rido Adi Anggara Aqdi Rofiq Asnawi Alhafidh Nasution Harun Harun Copyright (c) 2023 Deki Rido Adi Anggara, Aqdi Rofiq Asnawi, Alhafidh Nasution, Luqman Harun http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 192 206 10.24090/maghza.v8i2.7386 Teknik Komunikasi dalam Surah Yūsuf (Studi Analisis Tafsir Surah Yūsuf Ayat 78-79 Perspektif Ilmu Komunikasi) https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/9545 <p>Surah Yusuf adalah surah ke 12 dalam mushaf rasm Utsmani, ia berjumlah 112 ayat. Surah ini menyajikan kisah Nabi Yusuf AS. Kisah Nabi Yusuf dalam surah ini banyak dinarasikan dalam bentuk praktik komunikasi antar tokoh yang terlibat di dalamnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui teknik komunikasi yang digunakan dalam dialog (praktik komunikasi) antara saudara-saudara tiri Nabi Yusuf dengan al-Aziz (Nabi Yusuf AS) terkait negosiasi untuk melepaskan Bunyamin dari hukuman yang berlaku saat itu. Peristiwa tersebut diabadikan dalam bentuk narasi dalam Alquran surah Yu&gt;suf ayat 78-79. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kajian pustaka atau <em>library reseach</em>. Setelah melakukan analisis, penulis menyimpulkan bahwa dalam praktik komunikasi antara saudara-saudara tiri Nabi Yusuf dengan al-Aziz (Nabi Yusuf AS) di surah Yusuf ayat 78-79 menggunakan dua teknik komunikasi berbeda. Pada surah Yusuf ayat 78 ditemukan adanya penggunaan pesan persuasif dengan menerapkan tiga teknik komunikasi persuasif sekaligus yaitu, teknik persuasif “s<em>ay it with flower</em>”, teknik persuasif “<em>The swap technique</em>” dan “teknik tataan”. Ketiga teknik tersebut dipakai oleh saudara-saudara tiri Nabi Yusuf AS. Sedangkan di ayat selanjutnya (Yusuf ayat 79) ditemukan adanya teknik komunikasi informatif yang mana teknik tersebut dipakai oleh al-Aziz (Nabi Yusuf AS) untuk mengirim <em>feedback</em> dari pesan yang diterimanya.</p> Imam Mukhlis Copyright (c) 2023 Imam Mukhlis http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 207 222 10.24090/maghza.v8i2.9545 Kajian Al-Qur’an Di Tengah Disrupsi Digital: Pengemasan Ulang Materi Ulumul Qur’an Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/7833 <p>Artikel ini bertujuan untuk menggali apa yang harus dilakukan oleh para cendekiawan Muslim di Indonesia, mulai dari mana, kemasan kajian Al-Quran seperti apa yang harus disesuaikan dengan tantangan zaman saat ini. Artikel ini mengulas karya-karya ilmiah mengenai temuan-temuan terbaru terkait tantangan akibat disrupsi digital sebagai landasan argumentasinya. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis sumber<em>‘ulūm al-qur’ān</em> dengan menggunakan metode intertekstualitas dan beberapa saran lebih lanjut. Penelitian terkini terkait kajian Al-Qur'an harus melakukan transformasi diri. Ada tiga langkah simultan yang perlu dilakukan: digitalisasi teks sumber kajian Al-Qur'an, pengumpulan seluruh penelitian terkini terkait Ulumul Quran, dan pendalaman filsafat ilmu di bidang Ulumul Qur'an. Ketiga upaya tersebut memerlukan masukan dari tiga pihak: lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menciptakan lingkungan akademik yang mendukung, tradisi penelitian dan kegiatan ilmiah yang koheren, dan jumlah ilmuwan Al-Quran yang terlibat aktif sebagai aktor dan agen perubahan yang lebih baik. Ketiga komponen tersebut tumbuh dan berkembang secara bersamaan dalam sejarah peradaban keilmuan Islam. Tanpa ketiga komponen tersebut berkembang secara bersamaan, peradaban ilmu pengetahuan Islam tidak akan mencapai potensi maksimalnya.</p> Enjen Zaenal Mutaqin Copyright (c) 2023 Enjen Zaenal Mutaqin http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 223 237 10.24090/maghza.v8i2.7833 Eksistensi Manhaj Al-Qiraat Al-Mufassirah dalam Penafsiran Al-Qur’an https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/6688 <p>Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu Al-qur’an yang sangat penting untuk difahami oleh para mufassir agar mendapatkan penafsiran yang lebih komprehensif dalam mengungkap makna dan kandungan Al-qur’an, dengan fokus kajiannya yaitu kajian terhadap ragam qiraat mutawattir. Qiraat mutawattir merupakan qiraat yang periwayatannya disandarkan kepada Rasulullah SAW. Disisi lain, kajian qiraat merupakan salah satu kajian yang kurang mendapat perhatian dari para akademisi, hal ini disebabkan bahwa ilmu qiraat merupakan salah satu cabang ilmu yang cukup rumit, karena harus melihat dari berbagai segi dalam pembahasannya yaitu dari segi periwayatan, ragam Qiraat maupun pendalaman bahasa Arabnya. Meskipun demikian, seperti halnya cabang ilmu lainnya kajian Qiraat juga memiliki manhaj atau metode dan langkah-langkah yang harus diperhatikan para mufassir yang fokus kajiannya membahas mengenai keragaman Qiraat, yang dikenal sebagai manhaj Qiraat al-Mufassirah. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini yaitu metode library research dengan merujuk pada kitab-kitab qiraat serta kitab – kitab tafsir guna memperoleh hasil yang dimaksudkan. Adapun hasil penelitian yang didapatkan bahwa manhaj qiraat mufassirah memiliki andil yang sangat besar dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan sudah digunakan sejak era para sahabat dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an.</p> Ditta Maya Yudantia Copyright (c) 2023 Ditta Maya Yudantia http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 238 247 10.24090/maghza.v8i2.6688 Makna Sāil dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Maqasidi https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/8028 <p>Fenomena meminta-minta hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan sosial yang tidak dapat dipisahkan dari realita kehidupan di masyarakat. Peminta dalam al-Qur’an disebut sebagai <em>sāil</em>, penyebutan ini bersamaan dengan kalimat pemberian harta, baik berupa sedekah maupun zakat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (<em>library research</em>). Adapun pendekatannya yaitu menggunakan <em>Tafsir maqāṣid </em>yang dikembangkan oleh Abdul Mustaqim. Tujuan dengan pendekatan ini yaitu untuk mengupas maksud dan tujuan penafsiran kata <em>sāil</em> dalam al-Qur’an dengan mempertimbangkan beberapa nilai-nilai kemaslahatan <em>Maqāṣid al-Qur’an</em> dan <em>Maqāṣid as-syari’ah</em> untuk merealisasikan kemaslahatan dan menolak kerusakan. Hasil dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa nilai-nilai kemaslahatan yang terkandung dalam kata <em>sāil </em>yaitu; nilai kemanusian (berlaku baik terhadap sesama), nilai tanggungjawab (melindungi dan menjaga kesejahteraan sosial), dan nilai keadilan (keseimbangan antara pertumbuhan dan pemetaan). Adapun aspek-aspek yang terkandung dalam kata <em>sāil </em>yaitu; <em>hifẓ an-nafs</em>, <em>hifẓ al-din</em>, dan <em>hifẓ an-nasl</em>.</p> Tysa Nur Hamidah Copyright (c) 2023 Tysa Nur Hamidah http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 266 279 10.24090/maghza.v8i2.8028 Legitimasi Al-Qur’ān tentang Konsep Kesehatan Mental https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/maghza/article/view/9632 <p>Antara tahun 2000 dan 2019, diperkirakan 25% lebih banyak orang yang hidup dengan penyakit mental. Dalam meneliti masalah kesehatan mental, para ilmuwan dan psikolog mungkin mengabaikan dimensi spiritual dan lebih memilih dimensi biologis dan sosial. Peran Islam dalam kesehatan mental sangatlah penting untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan seperti kegelisahan, kecemasan, dan bahkan tekanan mental. Pada kenyataannya, setiap manusia mendambakan kehidupan yang tenang, damai, menyenangkan, dan bermanfaat bagi orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji gagasan kesehatan mental dari perspektif Al Qur’ān . Penelitian ini menggunakan strategi studi literatur atau penelitian kepustakaan, dan data dikumpulkan dengan menggunakan mesin pencari Google Scholar, istilāh "<em>Mental health </em>dalam perspektif Al-Qur’ān" digunakan dalam pencarian yang kemudian diolah menggunakan Nvivo 12. Menurut Mustofa Fahmi kesehatan mental ada dua kategori: pertama, kesehatan mental positif (<em>ijabĩ</em>) adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan lingkungan sosialnya, dan kedua, kesehatan mental negatif (<em>salabĩ</em>) adalah terhindarnya individu dari segala bentuk neurosis (<em>al-amrādl al-ashābiyyah</em>) dan psikosis (<em>al-amrādi al-dzibāniyyah</em>). Sejalan dengan teori tersebut temuan dari penelitian ini ialah ada dua macam kesehatan mental dalam Al-Qur’ān : menjaga kesehatan mental dan penyakit kesehatan mental itu sendiri. Petunjuk dan pertolongan Allah, ibadah, keikhlasan, kebahagiaan, keseimbangan emosi, cinta diri, kesabaran, <em>muhasabah,</em> dan menjadikan Al-Qur’ān sebagai penyembuh merupakan komponen-komponen dalam menjaga kesehatan mental. Depresi, kecemasan, dan penyakit mental adalah contoh masalah kesehatan. Implikasi dari penelitian ini adalah gagasan Al-Qur’ān tentang menjaga dan mencegah masalah kesehatan mental.</p> Fathur Riyadhi Arsal Lina Marlina Copyright (c) 2023 Fathur Riyadhi Arsal, Lina Marlina http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-12-28 2023-12-28 8 2 297 315 10.24090/maghza.v8i2.9632