DIALOG AL-QURAN DENGAN BUDAYA LOKAL NUSANTARA: RESEPSI AL-QURAN DALAM BUDAYA SEKATEN DI KERATON YOGYAKARTA

Authors

  • Muhammad Nurdin Zuhdi Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Sawaun Sawaun Universitas Sains dan Al-Qur’an Wonosobo

DOI:

https://doi.org/10.24090/maghza.v2i1.1548

Keywords:

resepsi al-quran, sekaten, budaya, ekonomi, syi'ar islam

Abstract

This article examines the culture of Sekaten in the palace of Yogyakarta. Sekaten derived from the word Syahadatain is a religious social phenomenon created by Sunan Kalijaga as a means of spreading Islam in the land of Java. The focus of the study of this article is to examine the reception of the Qur'an in the Sekaten culture. this article is the result of research using cultural acculturation approach. From the analysis that has been done, it can be concluded that Sekaten is a religious social phenomenon that was created as a da'wah strategy in grounding the values of the Qur'an. in order to ground the values of the Qur'an, Sekaten combines three important elements, namely religion, culture, and economy. The integration of these three elements is represented by three important symbols of civilization for the people of Yogyakarta and its surroundings, namely the triangle formed between the Yogyakarta Palace as the cultural center, the Great Mosque as the center of Religion, and Pringharjo Market as the economic center.

Downloads

Download data is not yet available.

References

A. Daliman, Upacara Garebek di Yogyakarta: Arti dan Sejarahnya, Yogyakarta: Ombak, 2012.
Ahmad Rafiq, “Sejarah Al-Qur’an: dari Pewahyuan Ke Resepsi (Sebuah Awal Pencarian Metodologis)” dalam Sahiron Syamsudin (ed.), Islam, Tradisi, dan Peradaban, Yogyakarta: Bina Mulia Press, 2012.
Artikel “Jangan Lupa Misi Dakwah Sekaten”, dalam Majalah Bakti Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 236/Februari, 2011, h. 4.
B. Soelarto, Garebeg Kesultanan Yogyakarta, Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Edi Sedyawati, Kebudayaan di Nusantara: dari Keris, Tor-tor sampai Industri Budaya, Jakarta: Komunitas Bambu, 2014.
H.M. Nasruddin Anshoriy Ch dan Zinal Arifin Thoha, Berguru Pada Jogja: Demokrasi dan Kearifan Kultural, Yogyakarta: Kutub, 2005.
Heddy Shri Ahimsa-Putra, “Menafsir ‘Al-Qur’an yang Hidup’, Memaknai Al-Qur’anisasi Kehidupan: Perspektif Antropologi Budaya”, Makalah Seminar “Living Qur’an: Al-Qur’an sebagai Fenomena Sosial Budaya”, Yogyakarta, 13-15 Maret 2005.
Heddy Shri Ahimsa-Putra, “The Living Al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi”, dalam Jurnal Walisongo, Vol. 20, No. 1, Mei 2012.
KRP. H. Diponingrat, Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW, Yogyakarta: Kawedanan Pengulon Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, 2015.
M. Mansyur, “Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an” dalam dalam M. Mansyur dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH-Press, 2007.
M. Nurdin Zuhdi, Pasaraya Tafsir Indonesia: dari Kontestasi Metodologi hingga Kontekstualisasi, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014.
M. Nurdin Zuhdi, “Hermeneutika al-Qur’an Tipologi Tafsir Sebagai Solusi dalam Memecahkan Isu-Isu Budaya Lokal Keindonesiaan” dalam Esensia: Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin,Vol. XIII, No. 2, Juli 2012.
M. Nurdin Zuhdi, “Menyusuri Jejak Living Qur’an dalam Mantra-Mantra Orang Rimba: Teori Baru Tentang Penyebaran Islam di Komunitas Suku Anak Dalam di Hutan Rimba Bukit Duabelas, Jambi, Sumatera”, dalam Makalah Annual International Conference Islamic Studies (AICIS ke XV), di IAIN Manado, Sulawesi, September 2014.
Nanik Herawati, Mutiara Adat Jawa, Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2010.
Navid Kermani, “The Aesthetic Reception of the Qur’an as Reflected in Early Muslim History,” dalam Issa J. Boullata, (Ed.), Literary Structures of Religious in the Qur’an, Great Britain: Curzon, 2000.
Nur Khaolis Setiawan, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta: elSAQ Press, 2005.
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Dari Strukturialisme Hingga Posstrukturialisme Narasi Wacana Perspektif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Otong Sulaeman, Estetika Resepsi Dan Intertekstualitas: Perspektif Ilmu Sastra Terhadap Tafsir Al-Qur’an, dalam Tanzil: Jurnal Studi Al-Quran, No. 1, Oktober 2015.
Sahiron Syamsuddin, “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur’an dan Hadis”, dalam M. Mansyur dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH-Press, 2007.
Simuh, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayat Jati, Jakarta: UI Press, 1988.
Soepanto, dkk., Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991.
Sri Sultan Hamengkubuwono ke 10, “Pidato Sambutan Pembukaan Sekaten 2015” tidak diterbitkan.
Subchan Mustofa, “Merajut Kembali Kesatuan Budaya Jawa dan Islam” dalam Suara Merdeka 17 Agustus 1997.
Suyami, Upacara Ritual di Keraton Yogyakarta Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa, Yogyakarta: Kepel Press, 2008.
Yuwono Sri Suwito, dkk., Nilai Budaya dan Filosofi Upacara Sekaten di Yogyakarta, Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, 2010.
Zyumardi Azra, “Pengantar: Santri-Abangan Reviseted” dalam M. Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2011.
Wawancara dengan K.R.M.T. Mangunkusumo, di Ndalem Pakualaman, pada 11 Desember 2015.
Wawancara dengan K.R.T. Sostrodirjo (Bupati Anom), di Perpustakaan Pakualaman Yogyakarta pada 11 Desember 2015.
Wawancara dengan Purwadi, saat pembukaan Sekaten 2015 di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, pada 4 Desember, 2014.

Downloads

Published

2017-05-14

How to Cite

(1)
Zuhdi, M. N.; Sawaun, S. DIALOG AL-QURAN DENGAN BUDAYA LOKAL NUSANTARA: RESEPSI AL-QURAN DALAM BUDAYA SEKATEN DI KERATON YOGYAKARTA. MZA 2017, 2, 125-146.