Pembaruan Kriteria Visibilitas Hilal dan Peluangnya terhadap Penyatuan Kalender Hijriyah di Indonesia (Studi Pemikiran LP2IF-RHI)
DOI:
https://doi.org/10.24090/mnh.v7i1.583Keywords:
metode, visibilitas hilal, hisab-rukyat, LP2IF-RHI, kalender HijriyahAbstract
Perbedaan metode penentuan awal bulan Hijriyah di Indonesia, khususnya Ramadhan dan Syawal sampai sekarang masih terjadi. Hal ini disebabkan karena penganut metode hisab yang direpresentasikan oleh Muhammadiyah dan Persis dengan penganut rukyat yang direpresentasikan oleh NU belum bersatu. Untuk menyatukan metode penentuan awal bulan tersebut, Kementerian Agama menggunakan kriteria visibilitas hilal: tinggi bulan minimal 2o, beda azimuth bulan-matahari minimal 3o, dan umur bulan saat matahari terbenam minimal 8 jam pasca ijtimak. Dari beberapa penelitian, hasil rukyat hilal dengan kriteria Kementerian Agama masih lemah validitasnya dari aspek astronomis. Perbaikan kriteria visibilitas hilal dilakukan oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak-Rukyatul Hilal Indonesia (LP2IF-RHI) dengan kriteria tinggi minimum 3,60o untuk beda azimuth bulan–matahari 7,53o, hingga maksimum 9,38o untuk beda azimuth bulan–matahari 0o. Kriteria visibilitas hilal ini mempunyai peluang besar untuk menyatukan kalender Hijriyah karena ormas besar seperti NU dan Persis sudah menggunakan kriteria visibilitas hilal. Jika Muhammadiyah mau merubah kriteria hisabnya dari hisab wujudul hilal ke hisab dengan kriteria visibilitas hilal, penyatuan kalender Hijriyah dapat terwujud.Downloads
Download data is not yet available.
References
Anwar, Syamsul. Hisab Bulan Kamariah: Tinjauan Syar’i tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008.
Azhari, Susiknan. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Azhari, Susiknan. Hisab dan Rukyat: Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Azhari, Susiknan. Penggunaan Sistem Hisab & Rukyat di Indonesia: Studi tentang Interaksi Muhammadiyah dan NU. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007.
Azhari, Susiknan. “Problematika Imkanur Rukyat Sebagai Acuan Penyusunan Kalender Islam Nasional" dalam Nurhadi M. Musawir, dkk. (ed.). Muhammadiyah dan Reformasi. Yogyakarta: Aditya Media, 2000.
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah, Sahih Bukhari. Ttp.: Dar al-Fikr, 1994.
Djamaluddin, Thomas. “Analisis Visibilitas Hilal untuk Usulan Kriteria Tunggal di Indonesiaâ€, dalam Johan Muhammad, dkk., Matahari dan Lingkungan Antariksa. Jakarta: Dian Rakyat, 2010.
Djamaluddin, Thomas. “Muhammadiyah Terbelenggu Wujudul Hilal: Metode Lama yang Mematikan Tajdid Hisab†dalam http://whjobs.info/muhammadiyah-terbelenggu-wujudul-hilal-metode-lama-yang-mematikan-tajdid-hisab.html, diakses tanggal 25 Juli 2012.
Djamaluddin, Thomas. “Visibilitas Hilal di Indonesiaâ€, dalam Warta Lapan Vol. 2, No. 4, Oktober 2000.
Hosen, Ibrahim. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Awal Bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjahâ€, dalam Mimbar Hukum, No. 6 Th. III, 1992.
Izzuddin, Ahmad. Fiqh Hisab Rukyat di Indonesia. Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003.
Khazin, Muhyiddin. Kamus Ilmu Falak. Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009.
Muchlas, Imam. “Filsafat Rukyat dan Hisab†dalam Muammal Hamidy, Menuju Kesatuan Hari Raya. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995.
Muhyiddin. “Penggunaan Rukyatul Hilal Dalam Penetapan Bulan Baru Penanggalan Qamariyah di Indonesia†dalam Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim (ed.), Hisab Rukyah dan Perbedaannya. Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2000.
Muslim ibn al-Hajjaj, Abu al-Husayn. Sahi>h Muslim. Beirut: Dar al-Fikr, 1992.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Penggunaan Hisab dalam Penetapan Bulan Baru Hijriyah/Qamariyah†dalam Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim (ed.). Hisab Rukyah dan Perbedaannya. Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2000.
Salimi, Muchtar. “Visibilitas Hilal Minimum: Studi Komparatif antara Kriteria Depag RI dan Astronomiâ€, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 6, No. 1, 2005.
Shadiq, Sriyatin. “Perkembangan Hisab Rukyat dan Penetapan Awal Bulan Qamariyahâ€, dalam Muammal Hamidy, Menuju Kesatuan Hari Raya. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Mengenal Lebih Lanjut Kriteria Visibilitas Hilaal Indonesiaâ€, Makalah Pada Daurah Ilmu Falak Ke-IV RHI Surakarta, PPMI Assalam.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. Sang Nabipun Berputar: Arah Kiblat dan Tatacara Pengukurannya. Solo: Tinta Media, 2011.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Variasi Lokal dalam Visibilitas Hilaal: Observasi Hilaal di Indonesia pada 2007–2009â€, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV Himpunan Fisika Indonesia, Purwokerto, 9 April 2011.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Evaluation of the Danjon’s and Sulthan’s Crescent Lenghth Models with the 1427–1430 AH (2007–2009 CE) Young/Old Crescent Observations from Indonesiaâ€, Prosiding 2010 Conference of The Earth and Space Sciences (CESS), Bandung, 10 Januari 2010.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin, Mutoha Arkanuddin & Riyadi. “Observasi Hilaal 1427–1430 H (2007–2009 M) dan Implikasinya untuk Kriteria Visibilitas Hilaal di Indonesiaâ€, Prosiding Seminar Nasional “Mencari Solusi Kriteria Visibilitas Hilal dan Penyatuan Kalender Islam dalam Perspektif Islam dan Sainsâ€, Observatorium Bosscha, 19 Desember 2009.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyah dan Hisab, Jakarta: Lajnah Falakiyah PBNU, 1994.
http://www.rukyatulhilal.org
Azhari, Susiknan. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Azhari, Susiknan. Hisab dan Rukyat: Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Azhari, Susiknan. Penggunaan Sistem Hisab & Rukyat di Indonesia: Studi tentang Interaksi Muhammadiyah dan NU. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007.
Azhari, Susiknan. “Problematika Imkanur Rukyat Sebagai Acuan Penyusunan Kalender Islam Nasional" dalam Nurhadi M. Musawir, dkk. (ed.). Muhammadiyah dan Reformasi. Yogyakarta: Aditya Media, 2000.
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah, Sahih Bukhari. Ttp.: Dar al-Fikr, 1994.
Djamaluddin, Thomas. “Analisis Visibilitas Hilal untuk Usulan Kriteria Tunggal di Indonesiaâ€, dalam Johan Muhammad, dkk., Matahari dan Lingkungan Antariksa. Jakarta: Dian Rakyat, 2010.
Djamaluddin, Thomas. “Muhammadiyah Terbelenggu Wujudul Hilal: Metode Lama yang Mematikan Tajdid Hisab†dalam http://whjobs.info/muhammadiyah-terbelenggu-wujudul-hilal-metode-lama-yang-mematikan-tajdid-hisab.html, diakses tanggal 25 Juli 2012.
Djamaluddin, Thomas. “Visibilitas Hilal di Indonesiaâ€, dalam Warta Lapan Vol. 2, No. 4, Oktober 2000.
Hosen, Ibrahim. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Awal Bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjahâ€, dalam Mimbar Hukum, No. 6 Th. III, 1992.
Izzuddin, Ahmad. Fiqh Hisab Rukyat di Indonesia. Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003.
Khazin, Muhyiddin. Kamus Ilmu Falak. Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009.
Muchlas, Imam. “Filsafat Rukyat dan Hisab†dalam Muammal Hamidy, Menuju Kesatuan Hari Raya. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995.
Muhyiddin. “Penggunaan Rukyatul Hilal Dalam Penetapan Bulan Baru Penanggalan Qamariyah di Indonesia†dalam Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim (ed.), Hisab Rukyah dan Perbedaannya. Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2000.
Muslim ibn al-Hajjaj, Abu al-Husayn. Sahi>h Muslim. Beirut: Dar al-Fikr, 1992.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Penggunaan Hisab dalam Penetapan Bulan Baru Hijriyah/Qamariyah†dalam Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim (ed.). Hisab Rukyah dan Perbedaannya. Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2000.
Salimi, Muchtar. “Visibilitas Hilal Minimum: Studi Komparatif antara Kriteria Depag RI dan Astronomiâ€, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 6, No. 1, 2005.
Shadiq, Sriyatin. “Perkembangan Hisab Rukyat dan Penetapan Awal Bulan Qamariyahâ€, dalam Muammal Hamidy, Menuju Kesatuan Hari Raya. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Mengenal Lebih Lanjut Kriteria Visibilitas Hilaal Indonesiaâ€, Makalah Pada Daurah Ilmu Falak Ke-IV RHI Surakarta, PPMI Assalam.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. Sang Nabipun Berputar: Arah Kiblat dan Tatacara Pengukurannya. Solo: Tinta Media, 2011.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Variasi Lokal dalam Visibilitas Hilaal: Observasi Hilaal di Indonesia pada 2007–2009â€, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV Himpunan Fisika Indonesia, Purwokerto, 9 April 2011.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin. “Evaluation of the Danjon’s and Sulthan’s Crescent Lenghth Models with the 1427–1430 AH (2007–2009 CE) Young/Old Crescent Observations from Indonesiaâ€, Prosiding 2010 Conference of The Earth and Space Sciences (CESS), Bandung, 10 Januari 2010.
Sudibyo, Muh. Ma’rufin, Mutoha Arkanuddin & Riyadi. “Observasi Hilaal 1427–1430 H (2007–2009 M) dan Implikasinya untuk Kriteria Visibilitas Hilaal di Indonesiaâ€, Prosiding Seminar Nasional “Mencari Solusi Kriteria Visibilitas Hilal dan Penyatuan Kalender Islam dalam Perspektif Islam dan Sainsâ€, Observatorium Bosscha, 19 Desember 2009.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyah dan Hisab, Jakarta: Lajnah Falakiyah PBNU, 1994.
http://www.rukyatulhilal.org
Downloads
How to Cite
Marwadi, M. (2013). Pembaruan Kriteria Visibilitas Hilal dan Peluangnya terhadap Penyatuan Kalender Hijriyah di Indonesia (Studi Pemikiran LP2IF-RHI). Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 7(1), 139–154. https://doi.org/10.24090/mnh.v7i1.583
Issue
Section
ARTICLES
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).