Pribumisasi Hukum Islam dalam Pesantren
DOI:
https://doi.org/10.24090/mnh.v7i1.574Keywords:
pribumisasi Islam, hukum Islam, tradisi lokal, adat, tradisi pesantrenAbstract
Pribumisasi Islam adalah konsep Islam yang memiliki bagian tersendiri yang berbeda dengan Islam di kawasan Arab tempat turunnya Islam pertama kali. Untuk mewujudkannya, seluruh unsur budaya Arab berangsur-angsur ditiadakan dan diformulasikan kembali dengan unsur kebudayaan lokal-Nusantara. Demikianlah pemaknaan Islam dalam relasinya dengan tradisi. Lalu, bagaimana relasi keduanya jika memasuki ranah hukum Islam? Dan apakah institusi keagamaan khususnya pesantren juga mengalami inkulturasi? Tulisan ini mengkaji bagaimana pesantren menilai adat kebiasaan masyarakat sebagai sesuatu yang tidak bertentangan dengan hukum Islam, bahkan pesantren melanggengkan tradisi tersebut dengan alasan bentuk dari pribumisasi Islam dalam kehidupan masyarakat lokal. Praktek ini dipertahankan karena pesantren melihat bahwa hukum agama yang bersifat transenden harus dikoneksikan dengan kearifan budaya setempat agar terjadi keharmonisan dan dinamisasi ketika hukum menghadapi perubahan zaman.Downloads
Download data is not yet available.
References
Azra, Azyumardi. Reposisi Hubungan Agama dan Negara. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2002.
Barton, Greg. “Gus Dur dan Toleransi Keberagamaanâ€, dalam Ahmad Suedy dan Ulil Absar Abdalla (eds.). Gila Gus Dur: Wacana Pembaca Gus Dur. Yogyakarta: LKiS, 2000.
Giddens, Anthony. The Constitution of Society: Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial. Pasuruan: Pedati, 2003.
Kuntowijoyo. Paradigma slam. Bandung: Mizan, 1991.
Misbah, M. â€Islam Kultural: Telaah atas Pemikiran Abdurrahman Wahid†dalam Jurnal Ibda’, 3, 1, (2005).
Sutiyono. Pribumisasi Islam melalui Seni-Budaya Jawa. Yogyakarta: Insan Persada, 2010.
Tobroni dan Syamsul Arifin. Islam Pluralisme Budaya dan Politik: Refleksi Teologi untuk Aksi dalam Keberagamaan dan Pendidikan. Yogyakarta: SIPRESS. 1994.
Wahid, Abdurrahman. Pribumisasi Islam dalam Islam Indonesia: Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M, 1989.
Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda Islam Kita Agama Masyarakat Negara Demokrasi. Jakarta: The Wahid Institute, 2006.
Wahid, Abdurrahman. Prisma Pemikiran Gus Dur. Yogyakarta: LkiS, 1999.
Barton, Greg. “Gus Dur dan Toleransi Keberagamaanâ€, dalam Ahmad Suedy dan Ulil Absar Abdalla (eds.). Gila Gus Dur: Wacana Pembaca Gus Dur. Yogyakarta: LKiS, 2000.
Giddens, Anthony. The Constitution of Society: Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial. Pasuruan: Pedati, 2003.
Kuntowijoyo. Paradigma slam. Bandung: Mizan, 1991.
Misbah, M. â€Islam Kultural: Telaah atas Pemikiran Abdurrahman Wahid†dalam Jurnal Ibda’, 3, 1, (2005).
Sutiyono. Pribumisasi Islam melalui Seni-Budaya Jawa. Yogyakarta: Insan Persada, 2010.
Tobroni dan Syamsul Arifin. Islam Pluralisme Budaya dan Politik: Refleksi Teologi untuk Aksi dalam Keberagamaan dan Pendidikan. Yogyakarta: SIPRESS. 1994.
Wahid, Abdurrahman. Pribumisasi Islam dalam Islam Indonesia: Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M, 1989.
Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda Islam Kita Agama Masyarakat Negara Demokrasi. Jakarta: The Wahid Institute, 2006.
Wahid, Abdurrahman. Prisma Pemikiran Gus Dur. Yogyakarta: LkiS, 1999.
Downloads
How to Cite
Hastriana, A. Z. (2013). Pribumisasi Hukum Islam dalam Pesantren. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 7(1), 27–38. https://doi.org/10.24090/mnh.v7i1.574
Issue
Section
ARTICLES
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).