Respon Fikih terhadap Perkembangan Teknologi Rukyat

Authors

DOI:

https://doi.org/10.24090/mnh.v14i1.3190

Keywords:

rukyat, technology, digital imaging, hilal (new moon), fiqh

Abstract

The method used to determine the beginning of the Islamic month which refers to the hilal regularity is called rukyat. The central issue of rukyat disruption is the problem of visual contrast of sky twilight, namely the difference in light or the color between the object and the foreground. The hilal (the new crescent moon) is dim, thin, and its color is almost the same as the sky around it so it makes the human eyes in a normal state unable to see directly the hilal without using the tools. Moreover, the technology of rukyat has developed significantly by discovering the optical technology named the rukyat telescope.  However, this telescope is not able to identify hilal (the new moon), because it is only functioned to collect the light; so, when the twilight (syafak) light is strengthened, the hilal light is also equally strengthened. Furthermore, rukyat technology that is possibly used is digital imaging assisted by software that works to increase the light contrast so that the hilal can be seen by the visual eyes. Finally, digital imaging technology has an important role as a media verifier of the testimony stated by someone seeing the hilal, contrarily, its validity is doubtful. In responding to the development of technology used for finding the new crescent (rukyatulhilal), both classical and contemporary fiqh scholars give positive responses related to the use of rukyat tools that aim to facilitate the process of seeing the crescent (rukyatulhilal), especially in terms of clarifying the crescent sight object so that the new moon can be seen with the visual eye.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Sakirman Sakirman, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Sakirman, adalah staf pengajar Fakultas Syariah IAIN Metro, Lampung. Menyelesaikan pendidikan S1 (Sarjana Hukum Islam, bidang Hukum Keluarga Islam) dari Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2009 dengan judul skripsi “Konsep Kalender Islam Internasional Perspektif Mohammad Ilyasâ€. S2 (Magister Studi Islam, bidang Ilmu Falak) Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang Program Beasiswa dari Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Islam, lulus tahun 2012 dengan judul tesis “Analisis Fotometri Kontras Visibilitas HilÄl Terhadap Cahaya Syafaqâ€. S3 (Doktor Studi Islam, bidang Ilmu Falak) Pascasarjana UIN Walisongo Semarang Program Beasiswa 5000 Doktor dari Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Islam 2017-Sekarang. Di antara karya tulisnya adalah: Islam Aboge dalam Tradisi Jawa Alastua, (Ibda’: Jurnal Kebudayaan Akreditasi LIPI 2016). Konvergensi Pembagian Harta Waris dalam Hukum Islam (Al-'Adalah: Jurnal Hukum Akreditasi LIPI 2016). Tafsir Hukum Atas Posisi Ganda Hakim di Indonesia (Jurnal Konstitusi Akreditasi LIPI dan DIKTI 2014). Penelitian Fiqih: Sebuah Model Penelitian Hukum Islam (Jurnal Penelitian Keagamaan dan Kemasyarakatan Akreditasi LIPI 2017) dan lain-lain. Penulis dapat dihubungi melalui E-mail : [email protected] WhatsApp: 082180015659. Blog: https://dokumentasisakirman.blogspot.com/

References

Abdul Hamid asy-Syarwani. Hawasyī Tuhfatul Muhtāj bi Syarḥil Minhāj. Mesir: Mushthafa Muhammad, tt.
Abdullah, M Amin. Epistemologi Keilmuan Studi Hukum Islam Dalam Merespon Globalisasi. Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum Vol. Vol. 46, 2012.
Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami. Hamisy Hawāsyi Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj. Mesir: Mushthafa Muhammad, tt.
Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Al-’Askarî, Abû Hilâl al-hasan bin ’Abdillâh bin Sahal bin Sa’îd bin Yahyâ bin Mahrân. Mu’jam Al-Furûq Al-Lughawîyah. Muassasah al-Nasyr al-Islâmî, 1412.
Al-Bukhari, Muhammad bin Isma ‘il. Matn Al-Bukhari. Mesir: Dar Ihya ‘ al-‘Arabiyyah, n.d.
al-Fairuz Abadi. Al-Qamus Al-Muhit. Beirut: Dar al-Fikr, 1995.
Al-Farahidi, al-Khalil Ibnu Ahmad. Kitab Al-‘Ayn. Beirut: Dar Ihya’ al-Turas al-‘Arabi, n.d.
Al-Fayyûmî, Ahmad bin Muhammad bin ’Alî al-Maqrî. Al-Misbâh Al-Munîr Fî Gharîb Al-Syarh Al-Kabîr Li Al-Râfi’î. Beirut: al-Maktabah al-’Ilmîyah, n.d.
Al-Isbahani, Ragib. Al-Mufradat. Damascus: Dar al-Qalam, 1992.
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. I’lamul Muwaqi’in ’An Rab Al-Alamin. Beirut: Dar al-Fikr, n.d.
Azhari, Susiknan. Ensiklopedi Hisab Dan Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
B. Lewis, dkk. The Encyclopedia of Islam. III. Leiden: E.J. Brill, 1971.
Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama. Almanak Hisab Rukyat. Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, 2010.
Bruin, Frans. “The First Visibility of Lunar Crescent.” Vistas in Astronomy 21, 1977.
Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedia Hukum Islam. I. Jakarta: Ictiar Baru van Hoeve, 1997.
Departemen Agama. Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995.
Departemen Agama RI. Pedoman Teknik Ru’yat. Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1994.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edited by Balai Pustaka. Jakarta, 1989.
Dhani Herdiwijaya. “Prosedur Sederhana Pengolahan Citra Untuk Pengamatan Hilal.” In Seminar Nasional Hilal 2009. Bandung: Observatorium Bosscha, FMIPA–ITB, 2009.
Dhani Herdiwijaya, Mitra Djamal, dan Hendra Gunawan. “Design of Mobile and Robotic Observing System with Special Telescope Baffle for Searching Young Lunar Crescent.” Jurnal Otomasi, Kontrol, Dan Instrumentasi 4, no. 1 (2012).
Dkk, Harun Nasution. Ensiklopedi Islam Indonesia. Cet. I. Jakata: Djambatan, 1992.
Dkk, S. Farid Ruskanda. Rukyat Dengan Teknologi; Upaya Mencari Kesamaan Pandangan Tentang Penentuan Awal Ramadhan Dan Syawal. Jakarta: Gema Insani Press, 1994.
Endarto, Danang. Pengantar Kosmografi. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS bekerjasama dengan UNS Press, 2005.
Hakim, Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hisab Rukyat Dan Perbedaannya. Jakarta: Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, Puslitbang Kehidupan Beragama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2004.
Hans Wehr. Arabic-English Dictionary. 4th ed. Germany: Otto Harrassonitz, 1994.
Husein, Abdul Hamied. Melihat Bulan Dengan Kelat Bambu”, Dalam Susiknan Azhari, Hisab & Rukyat; Wacana Untuk Membangun Kebersamaan Di Tengah Perbedaan, n.d.
Junaidi, Ahmad. “Memadukan Rukyatulhilal Dengan Perkembangan Sains.” Jurnal MADANIA 22, no. 1 (2018).
Khazin, Muhyidin. Ilmu Falak Dalam Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004.
Kodir, Koko Abdul. Metodologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Legault, Thierry. “Astrophotography.” Paris: Groupe Eyrolles, 2013.
Ma’luf, Lois. Al-Munjid Fî Al-Lughah Wa Al-A’lâm. Beirut: Dâr al-Masyriq, 1989.
Ma’ruf Amin. Rukyat Untuk Penentuan Awal Dan Akhir Ramadan Menurut Pandangan Syari’ah Dan Sorotan IPTEK”, Dalam Selayang Pandang Hisab Rukyat. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktorat Pembinaan Peradilan Agama, 2004.
Manzûr, Ibnu. Lisân Al-’Arab. 17th ed. Kairo: Dâr al-Ma’ârif, n.d.
Masroerie, A. Ghazali. Penentuan Awal Bulan Qamariyah. Jakarta: Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama, 2011.
Moedji Raharto. Peningkatan Profesionalisme Pengamatan Hilal”, Dalam Dasar-Dasar Sistem Kalender Bulan Dan Kalender Matahari. Bandung: Program Studi Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, 2009.
Muhammad Baqir Behbudi. The Quran A New Interpretation. 1st ed. London: Curzon press, 1997.
Muhammad Bukhit al-Muti’i. Irsyadu Ahli al-Millati Ila Istba’ati al-Ahillah. Mesir: Kurdistan al-Ilmiyah, 1329.
Muhdlor, Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Multi Gaya Grafika, 1998.
Muhyiddin Khazin. Ilmu Falak Dalam Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004.
Muhyiddin Khazin. Kamus Ilmu Falak. Yogyakarta: Buana Pustaka, 2014.
Nawai, Abd. Salam. Rukyat Hisab Di Kalangan NU Muhammadiyah Meredam Konflik Dalam Menetapkan Hilal. Surabaya: Diantama bekerjasama dengan LFNU Jawa Timur, 2004.
Purwanto. “Visibilitas Hilal Sebagai Acuan Penyusunan Kalender Islam.” Institut Teknologi Bandung, 1992.
Raharto, Moedji. Teknologi Optik Sebagai Pembantu Penetapan Awal Bulan Hijriyah/Qamariyah”, Dalam Choirul Fuad Yusuf Dan Bashori A Hakim, Hisab Rukyat Dan Perbedaannya. Jakarta: Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, Puslitbang Kehidupan Beragama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2004.
Riza Afrian Mustaqim. “Pandangan Ulama Terhadap Image Processing Pada Astrofotografi di BMKG Untuk Rukyatul Hilal”. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, doi: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937, 2018.
Ruskanda, Farid. 100 Masalah Hisab & Rukyat; Telaah Syariah, Sains Dan Teknologi. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Schaefer, B. E. “Length of the Lunar Crescent.” Q. Jl R. Astr. Soc., 1991, 265–77.
Setyanto, Hendro. Rubu’ Mujayyab. Jawa Barat: Pundak Saintifik, 2002.
Sudibyo, Mutoha Arkanuddin dan Muh. Ma’rufin. “Kriteria Visibilitas Hilal Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) (Konsep, Kriteria, Dan Implementasi).” Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam Dan Ilmu-Ilmu Berkaitan 1, no. 1 (n.d.).
Susiknan Azhari. Ensiklopedi Hisab Dan Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Susiknan Azhari. Hisab & Rukyat; Wacana Untuk Membangun Kebersamaan Di Tengah Perbedaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Susiknan Azhari. Ilmu Falak; Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007.
Thomas Djamaluddin. “Antara Limit Astronomis Dan Harapan Teleskop Rukyat Tantangan Rukyatul Hilal 1 Syawal 1416 H,” 2003.
Thomas Djamaluddin dkk. Hisab Rukyat Di Indonesia Serta Permasalahannya. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2010.
Tono Saksono. Mengkompromikan Rukyat & Hisab. Jakarta: Amythas Publicita, 2007.

Downloads

Published

02-06-2020

How to Cite

Sakirman, S. (2020). Respon Fikih terhadap Perkembangan Teknologi Rukyat. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 14(1), 69–86. https://doi.org/10.24090/mnh.v14i1.3190

Issue

Section

ARTICLES
Share |