Perpustakaan sebagai Pusat Dokumentasi Budaya Lokal

Authors

  • Arif Hidayat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto,
  • Rahman Latif Alfian Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/jkki.v2i2.5627

Abstract

Artikel ini disusun menggunakan metode kualitatif diskriptif, di mana fokus pada pendeskripsian pengelolaan perpustakaan sebagai pusat dokumentasi budaya lokal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perpustakaan mempunyai peranan yang vital sebagai wadah dalam mengakomodir berbagai kebudayaan terutama kebudayaan lokal masyarakat. Hal ini kemudian menjadi penting untuk diperhatikan mengingat globalisasi tidak dapat dihindari. Sehingga perpustakaan menjadi salah satu garda terdepan dalam melestarikan berbagai sumber tulis mengenai nilai dan kekayaan budaya suatu masyarakat. Masyarakat dengan kompleksitas kebudayaan yang terwujud dalam berbagai praktik seperti kesenian, ritus keagamaan, artefak-artefak, bahasa, pola pikir dan sebagainya juga membutuhkan wadah untuk bisa terus lestari dalam menghadapi dinamika di dunia ini. Perpustakaan hadir sebagai salah satu jawaban dari kedua persoalan tersebut. Pada satu sisi perpustakaan hadir sebagai sumber informasi bagai kalangan masyarakat yang luas. Pada sisi yang lain perpustakaan juga mempunyai peran yang vital sebagai ruang dokumentasi bagi kekayaan budaya masyarakat.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Arif Hidayat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto,

ARIF HIDAYAT, lahir di Purbalingga Januari 1988. Dia menjadi Dosen di IAIN Purwokerto dan di Sekolah Tinggi Teknik Telematika Telkom Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Editor Jurnal Ibda’, bergiat di Komunitas Beranda Budaya. Tulisannya pernah dipublikasikan di Harian Koran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Wawasan Sore, Minggu Pagi, Kendari Pos, Merapi, Kompas, Suara Karya, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Lampung Post, Republika, Joglosemar, Suara Pembaruan, Indopos, Majalah Horison, Majalah Mayara, Majalah Basis, Majalah Merpsy. Buku antologi puisinya Syair-syair Fajar, Pendapa 5: Temu Penyair Antar Kota, Anak-anak Peti, Puisi Menolak Lupa, Rendezvous, Catatan Perjalanan, dan Narasi Tembuni. Buku esainya, The Spirit of Love, Kekuasaan dan Agama, Manusia = Puisi, Dari Zaman Citra ke Metafiksi dan Banyumas: Fakta dan Fiksi Sebuah Kota. Tulisannya juga sudah dimuat di beberapa jurnal. Dia juga menjadi editor dan memberi â€kata penutup†pada buku puisi Pilar Penyair, Pilarisme dan Ulangtahun Hujan. Buku tunggalnya Aplikasi Teori Hermeneutika dan Wacana Kritis dan buku manuskripnya â€Sastra Tanpa Batas†(sedang dalam negosiasi dengan penerbit). 

References

Abdullah, I. (2015). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar.
Arbon, V. (2008). Indigenous research: Aboriginal knowledge creation. Ngoonjook, 32(32), 80–94.
Basuki, S. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Berry, T. (1990). The Dream of the Earth. Sierra Club Books.
Bladek, M. (2021). Student well-being matters: Academic library support for the whole student. The Journal of Academic Librarianship, 47(3), 102349. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.acalib.2021.102349
Brata, I. B. (2016). Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jurnal Bakti Saraswati., 05(01), 9–16. https://doi.org/10.1007/s11104-008-9614-4
Castells, M. (2010). The Power of Identity. Wiley-Blackwell.
Gadgil, M., Berkes, F., & Folke, C. (1993). Indigenous Knowledge for Biodiversity Conservation. Ambio, 22, 151–156. https://www.jstor.org/stable/4314060
Garnar, M., & Tonyan, J. (2021). Library as place: Understanding contradicting user expectations. The Journal of Academic Librarianship, 47(5), 102391. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.acalib.2021.102391
Geertz, C. (1973). Thick Description: Toward an Interpretive Theory of Culture. In The Interpretation of Cultures. Basic Books.
Geertz, C. (2003). Pengetahuan Lokal. Merapi Rumah Penerbitan.
Johnson, L. M. (2010). Trail of Story, traveller’s Path: Reflection on Ethnoecology and Landscape. AU Press.
Johnson, M. (1992). Research on Traditional Environmental Knowledge: Its Development and Its Role. In J. Martha (Ed.), Lore: Capturing Traditional Environmental Knowledge. Dene Cultural Institute and the International Development Research Centre.
Karim, A. (2012). Perpustakaan Dan Perubahan Sosial. Jurnal Iqra, 06(1), 63–74.
Nafisah, A. (2014). Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 2(2), 70–81.
Retnowati. (2009). Kethoprak Sebagai Identitas (Suatu Kajian Kelompok Kethoprak Arum Budoyo di Juwana, Pati, Jawa Tengah). Universitas Indonesia.
Rohman, N. (2016). Efektifitas Fungsi Perpustakaan Universitas Negeri Islam Alauddin Makassar. UIN Alauddin Makassar.
Saifuddin, A. (2011). Catatan Reflektif Antropologi Sosial Budaya Bacaan Pendukung Alternatif Bagi Pengantar Antropologi. Institut Antropologi Indonesia.
Srimulyo, K. (2015). Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sebagai Sarana Pelayanan Publik. PALIMPSEST, VII(1), 28–52.
Syam, N. (2011). Madzhab-Madzhab Antropologi. LKiS.
Tidemann, S., Chirgwin, S., & Sinclair, R. . (2010). Indigenous Knowledge, Birds that Have “Spoken” and Science. In S. Tidemann & A. Gosler (Eds.), Ethno-ornithology: Birds, Indigenous People, Culture and Society. Earthscan.
Zuhdi, M. (2010). Peran Perpustakaan Masjid Dalam Mencerdaskan Ummat. Al-Maktabah, 10(1), 83–96.

Downloads

Published

2022-01-17

How to Cite

Hidayat, A., & Alfian, R. L. (2022). Perpustakaan sebagai Pusat Dokumentasi Budaya Lokal. Al-Ma Mun Jurnal Kajian Kepustakawanan Dan Informasi, 2(2), 121–136. https://doi.org/10.24090/jkki.v2i2.5627

Issue

Section

Articles